Langsung ke konten utama

ANALISIS MANAJEMEN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL & MENENGAH (UMKM) JAMA’AH MASJID JOGOKARIYAN YOGYAKARTA


BAB IV
ANALISIS MANAJEMEN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL & MENENGAH (UMKM) JAMA’AH MASJID JOGOKARIYAN YOGYAKARTA

A.        Analisis Manajemen Pengembangan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
         Masjid Jogokariyan dan segenap jajaran pengurus takmir dalam upaya mengembangkan berbagai aspek kegiatan dan serangkaian program kerja yang mampu mengakomodir kebutuhan seluruh lapisan masyarakat. Salah satunya kepada jama’ah masjid yakni dengan pengembangan UMKM jama’ah sebagai wujud kepedulian masjid terhadaap kesejahteraan ekonomi umat. Hal ini menjadi titik point bagi jama’ah dalam upaya memakmurkan masjid. Namun dengan segala bentuk cara dan strategi takmir masjid dalam upaya menjadikan masjid sebagai center of knowledge, center of social problem solutions, di imbangi dengan pengembangan potensi jama’ah, pemahaman permasalahan yang dihadapi jama’ah, peka terhadap realita sosial, melakukan pembinaan dan pelayanan terhadap jama’ah masjid sehingga mampu menjadikan pondasi besar terhadap kesejahteraan umat dalam upaya memakmurkan masjid. Secara singkat dapat dikatakan bahwa sistem manajemen dalam meningkatkan kesejahteraan jama’ah sangat diperlukan. Hal ini tidak terlepas dari visi-misi Masjid Jogokariyan dalam mewujudkan masyarakat sejahtera lahir batin yang diridhoi Allah SWT melaui kegiatan kemasyarakatan yang berpusat di masjid.
                  Pengembangan UMKM jama’ah masjid Jogokariyan merupakan salah satu aspek dari 25 biro dalam struktur pengurus takmir yang mampu menghidupkan kegiatan masjid serta taraf hidup kesejahteraan ekonomi  jama’ah yang menjadi jangkauan dakwah yang sudah terdata rapih dan telah ditetapkan oleh pihak takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta. Data jama’ah diperoleh tamir masjid melalui kerjasama antara pengelola masjid dengan ketua RT dan RW setempat. Bahkan sebagian dari mereka juga terlibat dalam kepengurusan Masjid Jogokariyan. Sehingga data-data jama’ah mudah di dapat. Adapun jangkauan dakwah Masjid Jogokariyan mencakup 4 RW (Rukun Warga) 18 RT (Rukun Tangga). Pengembangan UMKM jama’ah masjid tentunya tidak lepas dari aspek manajemen yang mampu mengatur dan mengelola berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin ditetapkan. Manajemenlah yang menjadi kunci kesuksesan dan kelancaran dalam menjalankan berbagai kegiatan masjid. Berawal dari scenario planning yang telah ditetapkan saat program kerja di awal periode kepengurusan takmir Masjid Jogokariyan.
         Sistem manajerial yang mampu mengakses segenap fungsi-fungsi manajemen dalam pengembangan UMKM jama’ah serta menggali potensi, ketrampilan dan minat bagi jama’ah masjid seperti dalam hal perencanaan program kegiatan masjid, pengorganisasian, pengaplikasian, pembinaan, pelayanan, serta pendampingan oleh segenap takmir dan team trainer masjid Jogokariyan. Berbagai cara dan upaya untuk mengoptimalkan kegiatan-kegiatan yang berpusat di masjid. Berdasarkan skala prioritas yang dimulai dari kegiatan yang paling dibutuhkan masyarakat. Kemudian disusul dengan kegiatan yang dibutuhkan, diinginkan, diperlukan, dan pada tingkat paling bawah yaitu kegiatan yang hanya sebagai pelengkap dari kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas jama’ah.
1.      Analisis Fungsi Perencanaan (planning) Pengembangan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
           Fungsi manajemen yang diterapkan dalam pengembangan UMKM Jama’ah masjid yang pertama adalah perencanaan. Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran persiapan dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 2014: 88). Penerapan fungsi perencanaan dalam pengembangan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta dalam tahap perencanaan terdiri atas tiga kegiatan yaitu : 1) perumusan yang akan dicapai, 2) pemilihan program untuk mencapai tujuan, 3) identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.  Adapun yang dilakukan pertama adalah dengan scenario planning oleh takmir masjid. Dalam scenario planning tergambarkan tujuan 5 tahun kedepan gambaran masjid beserta jama’ah dan lingkungannya yakni dari masjid darussalam satu dan masjid darussalam dua yang lebih menitik beratkan pemahaman jama’ah terhadap pengetahuan agama dan kesejahteraan jama’ah.
           Tahap perencanaan yang dilakunan pengurus takmir masjid dalam mengembangkan UMKM jama’ah yang pertama melalui perencanaan dalam bidang pengembangan UMK M jama’ah Masjid Jogokariyan adalah merancang konsep pengembangan UMKM jama’ah. mulai dari permodalan, jenis usaha yang akan dirintis, pengembangan infrastruktur dan peralatan penunjang usaha jama’ah beserta kebutuhan biaya produksi, strategi pemasaran melalui berbagai media. Ada yang melalui media social, brosur, melalui bulletin dan lain sebagainya. Selain itu perencanaan dalam pengembangan SDM jama’ah terkait pemahaman ilmu kewirausahaan. Sebagai penunjang skil dan kemampuan jama’ah maka takmir menyelenggarakan pelatihan dan training kewirausahaan yang bekerjasama dengan berbagai instansi lembaga keuangan seperti Bank Muammalat
           Target takmir menjadikan jama’ah disubsidi menjadi jama’ah pensubsidi. Hal ini dilakukan salah satunya melalui pendataan jama’ah dengan menulis lembar isian data penduduk yang sudah disiapkan oleh takmir. Lembar isisan yang berisi nama, alamat, jumlah keluarga, pekerjaan, pendidikan, status keluarga,penghasilan perbulan, agama, kegiatan masjid yang pernah diikuti.  Setelah mengetahui data penduduk, maka takmir membuat program kerja kemudian mensosialisasikan melalui media cetak maupun pemberitahuan langsung setiap kegiatan masjid. Sosialisasi ini menjadi salah satu cara efektif dalam menyampaikan program kerja masjid. Salah satunya dengan adanya pemberian modal usaha bagi jama’ah yang membutuhkan, pelatihan kewirausahaan, pembinaan sebagai media konsultasi dalam bidang agama maupun usaha yang sedang dirintis. Selain pemberian modal usaha, pihak takmir masjid juga memberika bantuan konsumtif atau bahan kebutuhan pokok jama’ah.
           Menurut penulis, perencanaan yang digunakan oleh pihak pengelola takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta memiliki pengaruh yang besar terhadap ksejahteraan jama’ah dalam berbagai aspek. Baik dari segi pengetahuan keagamaan maupun social ekonomi masyarakat. Penulis juga mengamati bahwa kegiatan yang diselenggarakan takmir masjid dapat menyentuh aspek vital masyarakat sehingga mampu mengakomodir seluruh kebutuhan masyarakat, dari kalangan anak-anak higga dewasa. Oleh karena itu sebuah perencanaan menjadi proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari alternatjf-alternatif yang ada. Karena didalam dalam teorinya menurut Horald Kountz and Cyril,
planning is the function of a manager which involves the selection from alternatives, policies, procedures, and  programs
(Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih alternatif-alternatif dari tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-programserta alternative yang ada). Jadi persoalan perencanaan adalah bagaimana cara kita menentukan yang terbaik dari beberapa alternative yang ada. Hemat penulis proses perencanaan pada hakikatnya untuk menentukan garis-garis besar yang akan dilakukan oleh segenap jama’ah Masjid Jogokariyan. Perencanaan di suatu lembaga non profit seperti halnya organisasi kemasjidan dalam kebijaksanaannya ditentukan secara mufakat. Jadi setiap rencana mengandung dua unsur yaitu : “tujuan dan pedoman”. Tujuan segenap takmir yakni kembali kepada visi-misi yang telah di rancang sedemikian rupa yakni terwujudnya masyarakat sejahtera lahir dan bathin yang diridhoi Allah SWT melalui kegiatan masyarakat yang berpusat di masjid. Sedangkan pedoman takmir kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunah.  Adapun tujuan yang diinginkan harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami dan di tafsirkan dengan mudah oleh jama’ah. Tujuan yang diinginkan dalam perencanaan, baik dalam jangka panjang maupun pendek harus digariskan secara jelas. Hal ini dilakukan pihak takmir masjid dengan melibatkan jama’ah dalam perumusan serta mensosialisasikan melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan masjid. Karena perencanaan merupakan alat pengendalian (means of control) untuk mengendalikan pelaksanaan yang akan dilakukan.
2.      Analisis Fungsi Pengorganisasian (organizing) Pengembangan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan stuktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Pembagian Kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas (Handoko,2015:166). Pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam pengelompokan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggungjawab masing-masing personal dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya guna dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Manulang, 1981: 21-22). Sedangkan masjid Jogokariyan sendiri dalam menjalankan kegiatannya juga sudah menerapakan sistem pengorganisasian dalam mengelola dan menjalankan segala kegiatan ataupun program kerja yang telah direncanakan.  
Pengorganisasian ini dilakukan dengan cara membagi atau mengelompokkan orang-orang yang tergabung dalam struktur pengurus Masjid Jogokariyan Yogyakarta dengan mempertimbangkan kemampuan dan skill yang dimiliki. Pengorganisasian ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan tugas kepada satu orang saja. Selain itu pengorganisasian ini  bertujuan supaya pengurus takmir Masjid Jogokariyan bekerjasama dengan baik dan menjalankan program kegiatan yang telah direncanakan.
3.      Analisis Fungsi penggerakan (actuating) Pengembangan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
           Fungsi manajemen yang ketiga adalah penggerakan (actuating). Penggerakan merupakan inti dari manajemen karena dalam proses ini semua semua aktivitas dilaksanakan. Dalam pengaplikasiannya pemimpin atau ketua takmir menggerakkan semua elemen dari berbagai bidang yang masing-masing bidang memiliki  beberapa biro untuk menjalankan tugas dan wewenangnya. Penggerakan kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen dengan memberikan sebuah inspirasi dan ketauladanan seorang pemimpin, pemberian semangat serta dorongan oleh atasan kepada bawahan ditunjukan agar lebih bersemangat dalam menjalankan aktivitas-aktivitasnya sehingga mereka lebih berdaya guna dan berhasil sesuai dengan yang telah direncanakan (Manullang, 1981:23). Dalam penggerakannya dewan syuro Masjid Jogokariyan sentiasa memberikan motivasi, dorongan serta semangat kepada jama’ahnya untuk senantiasa istiqomah dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Masjid Jogokariyan Yogyakarta. Dewan syuro Masjid Jogokariyan ustadz Jazir ASP, memberikan motivasinya kepada jama’ah tidak lepas dari ketauladanan yang di contohkan langsung oleh ustadz Jazir,
           Dalam pengembangan UMKM jama’ah masjid Jogokariyan, segenap takmir dan dewan syuro juga membina dari segi kualitas dan kemampuan dalam berbisnis yang di imbangi dengan kualitas keagamaan yang menjadi pondasi kekuatan dalam berwirausaha. Salahsatunya dengan senantiasa mengikuti kegiatan kamis pagi yakni sholat dhuha munfaridan. Kemudian dilanjutkan dengan kajian dan pemberian motivasi serta kajisn Islami, Selain itu pihak pengelola masjid juga memenuhi kebutuhan konsumtif jama’ah dengan melaksanakan sarapan bersama yang telah disediakan pihak pengelola masjid. Sehingga jama’ah merasa nyaman, tentram lahir bathin.
4.      Analisis Fungsi Pengawasan (controling) Pengembangan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
                  Pengawasan adalah proses mengawasi dalam melaksanakan kegiatan atau pekerjaan agar sesuai dengan tugas pokok masing-masing. Sedangkan dalam sebuah kegiatan perlu adanya suatu evaluasi guna mengetahui hasil yang diperoleh. Proses pengawasan dan pengevaluasian dilakukan guna dapat memastikan apakah pekerjaan yang dilakukan berjalan memuaskan dan menuju kearah tujuan yang ditetapkan. Pengawaasan ini dilakukan oleh pengurus takmir masjid jogokariyan untuk mengevaluasi kegiatan atau program-program yang telah dilakukan. Pengevaluasian ini dilakukan setiap jum’at tepatnya setelah melakukan  sholat jum’ah bersama. Dalam pengevaluasiannya dapat diikuti oleh semua jama’ah. Hal ini dilakukan untuk menampung respond an tanggapan serta masukan dari jama’ah terkait progam kerja yang sudah terlaksankan. Tujuan pengawasan adalah agar seluruh kegitan termasuk pengembangan UMKM Jama’ah Masjid berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Jika terjadi kesalahan maka dilakukan perbaikan. Pengawasan yang dilakukan pengurus takmir masjid Jogokariyan Yogyakarta menggunakan langkah-langkah yaitu pertama, menetapkan standar (alat ukur) dalam hal ini pengurus takmir masjid jogokariyan meningkatkan mutu pelayanan terhadap jama’ah. menjadikan masjid sebagai center of knowledge, center of social problem solutions, di imbangi dengan pengembangan potensi jama’ah, pemahaman permasalahan yang dihadapi jama’ah, peka terhadap realita social, melakukan pembinaan dan pelayanan terhadap jama’ah masjid sehingga mampu menjadikan pondasi besar terhadap kesejahteraan umat dalam upaya memakmurkan masjid. Kedua, mengadakan pemeriksaan dan apresiasi kepada jama’ah yang mengikuti kegiatan rutin masjid Jogokariyan Yogyakarta. Ketiga mengadakan perbaikan dan pembetulan fasilitas-fasilitas Masjid Jogokariyan Yogyakarta sebagai bentuk memuliakan jama’ah serta mengedepankan kenyamanan dalam beribadah. Dengan demikian semua kegiatan yang diselenggarkan masjid Jogokariyan Yogyakarta berjalan dengan baik menggunakan konsep manajemen.

B.        Analisis SWOT Manajemen Pengembangan UMKM  Jama’ah Masjid Jogokariyan
Dalam penelitian ini kinerja sebuah organisasi atupun instansi dapat dilakukan dengan kombinasi faktor ekternal dan internal, yang dipertimbangkan dengan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi yang akan digunakan. Analisis ini didasarkan kepada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths)  dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesess) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 2008: 18-19).
Begitupun juga dengan manajemen pengembangan UMKM jam’ah masjid Jogokariyan Yogyakarta menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Adapun yang menjadi  dasar analisis SWOT adalah sebagai berikut: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam manajemen pengembangan UMKM jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Analisis SWOT Faktor-Faktor internal – eksternal
Manajemen Pengembanagn UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta

FAKTOR INTERNAL

Strengths Kekuatan (Pendukung)
Weaknesess Penghambat (Kelemahan)
1)      Takmir Masjid dan Tiem trainer yang professional dan berpengalaman
2)      Intensitas Muzzaki yang meningkat untuk  membayar zakat di Baitul Mall Masjid Jogokariyan
3)      Semangat Takmir dan pengelola masjid dalam memberikan dukungan motivasi dan pelayanan yang baik terhadap jama’ah dengan  didukung fasilitas masjid yang memadahi seperti : Kantor Kesekretariatan, Poliklinik, Baitul Mall, Perpustakaan, Aula Islamic Center, Hotel Masjid,
4)      Pemberian bantuan modal usaha beserta kebutuhan pokok (Sembako) bagi jama’ah masjid Jogokariyan
5)      Pelatihan kewirausahaan bagi jama’ah dan masyarakat umum
6)      Akses jalan yang mudah menuju Masjid Jogokariyan. Lokasi Masjid yang tidak jauh dari jalan raya sehingga mempermudah pemasaran prodak pengembangan UMKM jama’ah Masjid
7)      Fasilitas yang lengkap dan memadahi
8)      Sumber Daya Manusia dan sumber daya financial   yang mendukung pengembangan UMKM jama’ah Masjid
1)      Kesibukan setiap takmir masjid yang tidak bisa memantau langsung (monitoring) terkait pengembangan UMKM jama’ah yang sedang di jalankan
2)      Keistiqomahan jama’ah yang masih labil dalam mengikuti serangkaian program kerja yang diselenggarakan takmir Masjid Jogokariyan
3)      Alokasi dana bantuan usaha dari  Baitul Mal yang terbatas
4)      Kurang aktifnya jama’ah dalam mempromosikan usahanya melalui social media
5)      Minimnya manajemen administrasi seperti pencatatan dari takmir terkait siklus jama’ah yang mendapatkan bantuan modal usaha hingga menjadi muzzaki Baitul Mall Masjid Jogokariyan


FAKTOR  EKSTERNAL
Opportunities Peluang (Kesempatan)
Threatss Ancaman (Tantangan)
1)      Mengembangkan potensi dan skill bagi jama’ah Masjid Jogokariyan
2)      Menjadi salah satu Masjid Percontohan di Indonesia dari segi Manajemen Masjid, Kegiatan masjid, dan pemberdayaan jama’ah masjid
3)      Banyak kunjungan studi banding dari berbagai instansi baik local maupun mancanegara. Seperti adanya penelitian mahasiswa Hardvard University.
4)      Pengembangan pusat kegiatan dakwah “Islamic Center” Masjid Jogokariyan Yogyakarta
5)      Menjadi pusat objek wisata religi jama’ah
6)      Menjadi pusat merujuk berbagai persoalan masyarakat
7)      Pusat kegiatan masyarakat dari kalangan anak-anak hingga dewasa
8)      Sebagai pesantren dan kampus bagi jama’ah dan masyarakat setempat
1)      Kurangnya pelatihan administrasi bagi pengelolaan takmir Masjid Jogokariyan
2)      Jika pelayanan dan fasilitas serta konsep kegiatan yang tidak mengakomodir kebutuhan jama’ah maka intensitas jama’ah dalam mengikuti kegiatan masjid dominan turun
3)      Kesadaran masyarakat yang belum terbangun untuk berzakat mall di Baitul Mall Masjid Jogokariyan
4)      Follow Up takmir terhadap Pengembangan UMKM jama’ah yang kurang intensif
5)      Tidak tepatnya skill dan keuletan jama’ah terhadap usaha yang dirintis, sehingga berdampak pada kebangkrutan dan beralih ke usaha lain


                  Manajemen pengembangan UMKM jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta hendaknya diberdayakan dengan baik karena pada saat ini perekonomian menempati posisi sangat strategis karena dapat menyumbang lebih dalam penyerapan tenaga kerja. Disamping itu UMKM sangat penting dalam menjamin stabilitas sosial yang berdampak pada pengangguran yang meningkat.

          


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proposal Training Tour Leader

PROPOSAL A.     Pendahuluan Generasi muda adalah generasi harapan bangsa yang akan membawa perubahan besar untuk negeri ini. Terlebih Mahasiswa sebagai agen penggerak perubahan dan Sosial ( Agent of Change and Social ) memiliki peran yang sangat urgen sebagai pemegang estafet kepemimpinan di masa mendatang serta menjadi pelopor terbentuknya perekonomian nasional yang tangguh dan profesional. Oleh karena itu sudah saatnya dilakukan perubahan paradigma berpikir di kalangan mahasiswa, yaitu dari pola pikir sempit mencari kerja setelah lulus kuliah menjadi pencipta lapangan kerja yang berbasis pada penciptaan usaha kecil ,menengah, sampai pada penciptaan usaha berskala besar sehingga Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan menjadi pelopor pencetak wirausaha-wirausaha muda yang berkualitas. Oleh sebab itu dibutuhkan pengetahuan kemampuan serta keyakinan dalam berwirausaha yang berkualitas. Bahasa , merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia se...

Contoh Soal Ujian Akhir Semester Filsafat Islam

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH                : Filsafat Islam DOSEN                         : Dr. Ilyas Supena, M.Ag Sifat Ujian                  : Open Book (dilarang kerjasama)   Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas! 1.      Di era klasik, Filsafat Islam berkembang di dua wilayah dengan arah perkembangan orientasi yang berbeda; Baghdad di satu sisi dan Andaluis di sisi lain. Jelaskan orientasi pemikiran filsafat yang berkembang di Baghdad! Jelaskan orientasi pemikiran filsafat yang berkembang di Andalusia!