BAB III
GAMBARAN UMUM
MANAJEMEN PENGEMBANGAN USAHA
MIKRO KECIL & MENENGAH (UMKM) JAMA’AH MASJID JOGOKARIYAN YOGYAKARTA
A.
Gambaran Umum Masjid Jogokariyan Yogyakarta
1. Sejarah
Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Masjid
Jogokariyan merupakan salah satu masjid yang terletak di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) tepatnya di Kampung Jogokariyan Kecamatan Mantrijeron. Masjid
ini merupakan salah satu masjid yang menjadi pusat perhatian karena beragam
kegiatan sosial dan keagamaan yang diagendakan. Masjid ini terletak di
tengah-tengah kampung Jogokariyan tepatnya berada di pinggir jalan raya yang
mudah di lalui transportasi, sehingga menjadikan masjid ini tempat yang sangat
strategis bagi perkembangan dakwah serta dijadikan referensi bagi masjid-masjid
yang berada di sekitarnya. Letak Masjid Jogokariyan ini tidak jauh dari Pondok
Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Bantul.
Sejarah
berdirinya Masjid Jogokariyan Yogyakarta berawal dari langgar kecil di pojok
kampung yang didirikan pada tahun 1966 sebagai peletakan batu pertama dan
diresmikan pada 20 Agustus 1967 di atas tanah wakaf seluas 770 m2.
Kini masjid Jogokariyan memiliki luas 15 x 21 m2 dan terdiri dari 3
lantai. Masjid ini memiliki daya tampung 1200 Jama’ah. Berdirinya masjid
Jogokariyan juga tidak lepas dengan sejarah yang menyelimuti wilayah kampong
Jogokariyan. Masjid Jogokariyan juga terkenal dengan managementnya yang bisa menjadi acuan untuk masjid-masjid yang ada
di Indonesia khususnya. Salah satu cara dengan open management sehingga setiap jama’ah dapat mengetahui kondisi
keuangan, kepengurusan dan manajemen lainnya sehingga anggota atau jama’ah
menjadi ikut handarbeni atau mempunyai rasa kepemilikan terhadap Masjid
Jogokariyan ini. Hingga sampai saat ini tamu-tamu berdatangan di Masjid
Jogokariyan dari berbagai daerah bahkan tamu dari mancanegara antara lain
negara Thailand, Jepang dan Malaysia. Semua itu tidak lepas dari segi manajemen
pengembangan dan pemberdayaan jama’ah yang solid di Masjid Jogokariyan
Yogyakarta (Ppt. Profil Masjid Jogokariyan, Kamis 6 April 2017, 09:45).
Sejarah
berdirinya Masjid Jogokariyan yang berawal dari masyarakat yang pada umumnya
kalangan abangan karena kultur abdi dalam prajurit Keraton Ngayojokara
Hadiningrat yang lebih ngugemi “Tradisi
Kejawen” dari pada kultur keislamannya. Kampung Jogokariyan yang ada sejak masa
HB IV, setelah penduduk ndalem Beteng
Baluwerti Keraton telah sesak, maka bergodo-bergodo prajurit kesatuan dipindak
keluar beteng bersama keluarganya dan Abdi Dalem Prajurit dari kesatuan
“Jogokariyo” dipindah di selatan benteng, di utara panggung Krapyak atau
kandang menjangan, sehingga tempat tinggal atau palungguhan prajurit ini sesuai
dengan toponemnya dikenal dengan nama “Kampung Jogokariyan” . Pada masa itu HB
ke VIII ada perubahan peran prajurit di Kraton Ngayojokarto yang semula adalah
prajurit perang hanya menjadi prajurit upacara dan dipersempit yang semula
jumlahnya 750 orang hanya menjadi 75 orang saja. Maka para abdi dalem prajurit
banyak yang kehilangan jabatan dan pekerjaan. Kebiasaan hidup mapan sebagai
abdi dalem dengan senang judi, mabuk bahkan nyeret (nyandu) harus berubah
menjadi petani karena tidak lagi menerima gaji, tetapi diberi tanah palungguh
(sawah) dan pekarangan, tidak sedikit yang tidak bisa menyesuaikan diri
sehingga tanah pekarangan banyak yang jatuh dijual kepada pengusaha batik dan
tenun dari Kampong Jogokariyan.
Terjadilah
sosial ekonomi yang cukup membuat kaget warga. Kampung Jogokariyan berubah
menjadi kampong batik dan tenun. Generasi abdi dalem terpaksa bekerja menjadi
buruh di pabrik-pabrik batik dan tenun. Masa-masa itulah menjadi sejarah yang
suram bagi keturunan abdi dalem prajurit Jogokaryan yang tidak bisa
menyesuaikan diri. Mereka sebagai penduduk asli yang sudah miskin ditengah
kemakmuran pendatang, padahal mereka punya gelar bangsawan, raden atau raden
mas. Kesenjangan ekonomi inilah dimanfaatkan oleh Partai Komunis Indonesia
(PKI) dengan sentiment kelas buruh dan majikan. Maka gerakan PKI disambut
antusias oleh warga Jogokariyan yang termarjinalisasi ini, sehingga di
Jogokariyan menjadi basis PKI yang didominasi oleh warga miskin dan buruh. Para
juragan yang berasal dari kalangan abangan aktif di PNI dan berbagai pendatang
dari Karangkajen menjadi penduduk Masyumi (Jumlah minoritas). Pada saat meletus
G30S PKI 1965, banyak warga yang diciduk (ditangkap dan dipenjara) sebagai
tahanan politik. Alhamdulillah di
masa-masa kritis tersebut Masjid Jogokariyan dibangun dan menjadi alat perekat
untuk melakukan perubahan sosial menjadi masyarakat yang berkultur Islam.
Masjid Jogokariyan telah benar-benar melaksanakan fungsi sebagai agen
perubahan. Jogokariyan yang dulunya “Abangan” Komunis kini menjadi masyarakat
Islami melalui dakwah berbasis Masjid.
Hingga
sampai saat ini Masjid Jogokariyan sebagai tempat ibadah yang memiliki banyak
fungsi. Tidak hanya tempat ibadah saja, akan tetapi sebagai tempat para jama’ah
melakukan banyak kegiatan seperti pengajian bapak-bapak maupun ibu-ibu,
pembelajaran Al-Qur’an, kajian keislaman, rapat dll yang masih berkaitan dengan
kegiatan dakwah Islam. Kegiatan yang diselenggarakan Masjid Jogokariyan melalui
pendekatan psikologi maupun analisis kebutuhan para jama’ah (Disampaikan dalam
kajian manajemen masjid dalam rangka milad BMT BIMA ke 22 oleh Team Takmir
Masjid Jogokariyan Yogyakarta 07 Januari 2017).
Takmir Masjid Jogokariyan bersama takmir lainnya,
masuk pada langkah strategis dan praktis. Yaitu dengan konsep manajemen masjid antara
lain: pemetaan, pelayanan dan pemberdayaan. Pada konteks pemetaan bisa
diartikan bahwa setiap masjid harus memiliki peta dakwah yang jelas, wilayah
kerja yang nyata, dan jama’ah yang terdata. Pendataan yang dilakukan masjid
terhadap jama’ah mencakup potensi dan kebutuhan, peluang dan tantangan,
kekuatan dan kelemahan. Takmir Masjid Jogokariyan bersama ustadz Jazir ASP, menginisiasi
sensus penduduk. Pendataan tahunan ini menghasilkan data base dan peta dakwah
yang komprehensif (Ppt. Manajemen Masjid, Kamis 6 April 2017, 14:30)
Data penduduk dan peta dakwah yang dihasilkan tidak
hanya mencakup nama KK dan warga, pendapatan, pendidikan, dan lainnya melainkan
sampai pada siapa yang sudah menunaikan ibadah shalat dan yang belum menunaikan
ibadah sholat yang sudah berjama’ah di masjid dan yang belum berjama’ah, yang
sudah berqurban dan yang sudah berzakat di baitul mall Masjid Jogokariyan, yang
aktif mengikuti kegiatan masjid dan yang belum, yang berkemampuan dibidang apa
dan bekerja dimana (Kajian Manajemen Masjid 2017 : 7).
Peta Dakwah Masjid Jogokariyan memperlihatkan gambar
kampung yang rumahnya berwarna-warni: hijau muda, kuning, merah dan seterusnya.
Di setiap rumah sasaran peta dakwah Masjid Jogokariyan juga terdapat atribut
ikonik: ka’bah (sudah berhaji), unta (sudah berqurban), koin uang (sudah
berzakat), peci (sudah sholat) dan lain-lain. Data potensi jama’ah dimanfaatkan
sebaik-baiknya. Segala kebutuhan Masjid Jogokariyan yang bisa disediakan
jama’ah, di orderkan kepada jama’ah. Masjid Jogokariyan juga berkomitmen tidak
membuat unit usaha yang serupa agar tidak menyakiti jama’ah dalam berbisnis
(Kajian Manajemen Masjid Oleh Ustadz H.M Jazir ASP & Tim Takmir Masjid
Jogokariyan dalam rangka hari jadi BMT BIMA ke 22, 07 Januari 2017).
Ukhwah umat Islam di Jogokariyan dibangun dengan
kuat. Setiap pekan para tamu yang berkunjung studi banding mencapai ratusan
orang. Sehingga konsumsi untuk para tamu diorderkan secara bergilir kepada
jama’ah yang memiliki usaha rumah makan. Selain itu data jama’ah juga digunakan
untuk gerakan subuh berjama’ah. Sehingga pada tahun 2004 dibuat sebuah
terobosan program baru agar para jama’ah lebih meramaikan masjid. Strategi yang
dilakukan pihak takmir masjid yaitu dengan membuat undangan ditulis dengan
daftar nama. Undangan itu persis berbunyi “Mengharap kehadiran
Bapak/Ibu/Saudara/I ….. dalam acara Shalat Subuh berjama’ah, besok pada pukul
04.15 WIB di Masjid Jogokariyan…” Undangan tersebut dilengkapi dengan
hadist-hadist keutamaan Sholat Subuh berjama’ah. Hasil trobosan program
tersebut cukup menakjubkan. Ada penigatan jumlaj jama’ah secara signifikan. Hal
ini bisa dilihat ketika jumlah jama’ah Sholat Subuh bisa mencapai sepertiga
jumlah jama’ah Sholat jum’at (Kajian Manajemen Masjid 2017 : 7).
Takmir Masjid Jogokariyan juga membuat sistem
keuangan yang berbeda denga masjid lain. Jika ada masjid yang mengumumkan
dengan bangga bahwa saldo infaknya jutaan, maka Masjid Jogokariyan selalu
berupaya keras dalam setiap
pengumumannya saldo infak harus sama denga NOL! Infaq itu ditunggu pahalanya
untuk menjadi amal shalih, bukan untuk disimpan di rekening bank. Takmir Masjid
Jogokariyan juga memiliki konsep yang humanis dan memikirkan masalah keumatan
dalam kesehariannya. Pengumuman infak jutaan akan sangat menyakitkan, ketika
ada tetangga masjid yang tak bisa ke rumah sakit sebab tidak mempunyai biaya,
atau ada tetangga masjid yang tidak bisa membayar sekolah. Takmir Masjid
Jogokariyan memiliki prinsip bahwa menyakiti jama’ah ialah tragedy dakwah.
Sehingga dengan mengumumkan saldo infak sama dengan NOL, jama’ah lebih semangat
mengamanhkan hartanya (Kajian Manajemen Masjid 2017 : 8).
Masjid
Jogokariyan pada tahun 2005 juga menginisiasi gerakan jama’ah mandiri. Jumlah
biaya setahun dihitung, di bagi 48. Sehingga ketemu hasil biaya setiap pekan.
Kemudian dibagi dengan jumlah kapasitas masjid, ketemu biaya per tempat sholat.
Lalu disosialisasikan. Jama’ah diberitahu jika dalam sepekan mereka berinfak
dalam jumlah tersebut, maka dia termasuk jama’ah madiri. Jika lebih, maka
termasuk jama’ah pensubsidi. Jika kurang
maka termasuk jama’ah disubsidi (Kajian Manajemen Masjid 2017 : 8).
Gerakan
Jama’ah Mandiri ini sukses menaikan infak pekanan Masjid Jogokariyan hingga
400% . Sebab , ternyata orang malu jika ibadah saja disubsidi. Demikian jika
peta, data dan pertanggungjawaban keuangan transparan (Infak 1000 saja bisa
diketahui kemana alirannya). Tanpa diminta pun, jama’ah akan berpartisipasi.
Setiap kali renovasi, Masjid Jogokariyan berupaya tk membebani jama’ah dengan
proposal. Namun dengan memasang sepanduk, “Mohon Maaf Ibadah Anda Sedang
Terganggu, Masjid Jogokariyan Sedang Kami Renovasi” Nomor rekening tertera
dibawah. Ditambah sebuah foto dokumentasi pembangunan masjid pada tahun
2002-2003. Ketika Masjid Jogkariyan direnovasi besar-besaran, foto itu dibawa
kepada putra si kakek dalam gambar foto. Akhirnya foto Masjid Jogokariyan pada
tahun 1967 itu mendorong putra si kakek berkenan menyumbang Rp 1 Milyar dan
menjadi salah satu tim pembangunan Masjid Jogokariyan (Ppt. Menuju
Jama’ah Mandiri, Jum’at 7 April 2017, 10:00).
Dalam Manajemen Masjid Jogokariyan takmir masjid
juga membuat scenario planning dalam memajukan dakwah di masjid Jogokariyan.
Dalam membuat scenario planning , takmir
membuat tiga periode. Periode pertama 2000-2005. Periode ke dua pada tahun
2005-2010 dan periode ke tiga 2010-2015. Scenario
planning pada setiap periode memiliki karakteristik yang berbeda. Tetapi
jika ditinjau dari segi jenis dan jumlah program kerjannya tidak jauh berbeda.
Gambaran scenario planning pada setiap periode, antara lain Jogokariyan
Islami (2000-2005), yakni dengan mengubah masyarakat dari kaum abangan menuju
Islami. (Kajian Manajemen Masjid 2017 : 9).
Selain itu pemuda yang suku mabuk mabukan di jalan,
diarahkan ke masjid. Warga yang belum sholat diajak untuk sholat. Mengajak anak
kecil beraktivitas dimasjid. Warga yang masih sholat dirumah diarahkan sholat
di masjid. Bahkan menjadikan pemabuk menjadi tim keamanan Masjid Jogokariyan.
Skenario Planning ke dua adalah
Jogokariyan Darussalam I pada rentang tahun 2005-2010. Yaitu dengan membiasakan
masyarakat untuk berkomunitas di Masjid. Jama’ah subuh menjadi 50% (10 shaf)
dari jama’ah Sholat Jum’at. Menyejahterakan jama’ah dari lumbung masjid,
memperbanyak pelayanan, membuka poliklinik, memberikan bantuan beasiswa,
memberikan layanan modal usaha (Kajian Manajemen Masjid 2017 : 9).
Scenario planning
ke tiga adalah Jogokariyan Darussalam II (2010-2015), yaitu dengan
meningkatkan kualitas keagamaan masyarakat. Menuntaskan orang-orang yang belum
sholat jama’ah. Meningkatkan jama’ah Sholat Subuh menjadi 75% (14 shaf) dari
jama’ah Sholat Jum’at. Menjadikan para (eks) pemabuk menjadi bagian dari Masjid
(Bersih Bersih Masjid “BBM”, Relawan Masjid, dll) (Disampaikan dalam kajian
manajemen masjid dalam rangka milad BMT BIMA ke 22 oleh Team Takmir Masjid
Jogokariyan Yogyakarta 07 Januari 2017)
2. Letak
Geografis Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Masjid
Jogokariyan Yogyakarta berada di kampung Jogokariyan Kelurahan Mantrijeron
Kecamatan Mantrijeron Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Maka untuk memperjelas
letak geografis Masjid Jogokariyan, penulis akan menguraikan tentang keadaan
umum kelurahan Mantrijeron. Kelurahan ini terletak di Kecamatan Mantrijeron
Kotamadya Dati II Yogyakarta. Masjid Jogokariyan terletak tidak jauh dari
kompleks Pondok Pesantren Al-Munawir Krapyak Bantul. Luasnya mencapai 85, 84
Ha, dengan batas wilayah sebagai berikut (Ppt. Masjid Jogokariyan “ Dari Masjid Membangun Umat ”, Sabtu 8
April 2017, 15:30) :
Sebelah
Utara : Benteng Kraton, Kel. Panembahan
,Kec. Kraton
Sebelah Selatan : Kel. Pogungharjo, Kec. Sewon, Kab Bantul
Sebelah Timur : Kel.Suryodiningratan,Kec.
Mantrijeron
Sebelah Barat : Kel. Brontokusuman, Kec.
Mergangsan
1.
Letak
Wilayah
Kampung : Jogokariyan
Kelurahan
: Mantrijeron
Kecamatan :
Mantrijeron
Kota :
Kota Yogyakarta
Provinsi :Daerah
IstimewaYogyakarta
2. Jangkauan
Dakwah meliputi
Rukun Warga (RW) :
4 Buah (RW 09, 10,11 dan12)
Rukun Tangga (RT) : 18 Buah (RT 30 – 47)
3.
Jumlah
Penduduk : 3970 Jiwa
4. Jumlah KK : 887 KK
Islam
: 95% Non
Islam : 5 %
5. Batas Wilayah Dakwah
Utara
: Kampung
Mantrijeron & Kampung Jageran
Selatan
: Kampung
Krapyak Wetan
Barat : Jl. Dl Panjaitan
Timur
: Jalan
Parangtritis
6.
Infranstruktur
yang ada dalam wilayah Masjid Jogokariyan
TK : 3 Buah
SD : 1 Buah
Madrasah : 1 Buah
Mushola : 4 Buah
Balai
Warga : 1 Buah
Lapangan : 1 Buah
Lapangan
Bulutangkis : 5 Buah
Pom
Bensin : 1 Buah
7.
Ruang
Kantor : 1 Buah
Ruang
Gudang : 3 Buah
Ruang
Poliklinik : 1 Buah
Ruang
Perpustakaan : 1 Buah
Garasi : 1 Buah
Tempat
Wudhu : 8 Buah
Kamar
Mandi : 10 Buah
Ruang
Dapur : 3 Buah
Menara : 1 Buah
(Data hasil observasi di Kampung
Jogokariyan Kec.Mantrijeron Kota Yogyakarta DIY Kamis, 6-13 April 2017)
3. Visi
Misi Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Visi dan
Misi Masjid Jogokariyan
1. Visi Masjid Jogokariyan
“
Terwujudnya masyarakat sejahtera lahir batin yang diridhoi Allah SWT
melalui kegiatan kemasyarakatan yang
berpusat di masjid”
2. Misi Masjid Jogokariyan
a.
Menjadikan
Masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat
b.
Memakmurkan
kegiatan ubudiah di Masjid
c.
Menjadikan
masjid sebagai tempat rekreasi rohani jama’ah
d.
Menjadikan
masjid tempat merujuk berbagai persoalan masyarakat
e.
Dan
Menjadikan masjid sebagai pesantren dan kampus
(Data hasil observasi di Kampung
Jogokariyan Kec.Mantrijeron Kota Yogyakarta DIY Kamis, 6-13 April 2017)
4. Rantai
Kaderisasi Masjid Jogokariyan
1. HAMAS (Himpunan Anak-anak Masjid)
Terdiri dari anggota dan pengurus
Hamas. Anggota terdiri dari anak-anak TK hingga kelas 6 SD dan pengurus terdiri
dari kelas 1 SMP – 2 SMA.
2. RMJ (Remaja Masjid Jogokariyan)
Terdiri dari anggota dan pengurus
mulai dari kelas 2 SMA – sebelum menikah.
3. KURMA/UMIDA (Keluarga Alumni
Remaja Masjid)
Beranggotakan alumni RMJ yang
terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu muda
4. Takmir
Merupakan akumulasi dari berbagai
potensi yang ada di masjid, baik anak-anak, remaja, UMIDA maupun orang tua.
(Wawancara dengan bpk H.M.Jazir
A.S.P, Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Kamis 6 April 2017)
Sedangkan
kepengurusan takmir dipilih lngsung oleh jama’ah melalui Pemilu Takmir, untuk
masa bakti 4 tahun. Tim formatur terpilih bersama domisioner. Kemudian komisi
pemilihan takmir menyusun kepengurusan lengkap. Adapun rapat rutin pengurus
setiap jum’at kliwon ba’da jum’atan terbuka untuk umum. Pengurus menyusun
renstra atau masa bakti dan dituangkan dalam satu visi misal pada tahun 2005
menuju Jogokariyan Islami. Pada tahun 2010 menuju Jogokariyan Darussalam (Ppt
Masjid Jogokariyan “Dari Masjid Membangun Ummat” Jum’at 7 April 2017, 11:00).
5. Struktur
Pengurus Takmir Masjid Jogokariyan
SUSUNAN PENGURUS TAKMIR MASJID
JOGOKARIYAN YOGYAKARTA PERIODE 2015-2019
Dewan
Syuro
Ketua : H. Muhammad Jazir,
ASP
Anggota : Drs. H. Jufri Arsyad
: H. M
Chamid
: H. M
Supriyanto, ST.
Ketua
Umum : H. Muhammad Fanni
Rahman, SIP.
Ketua
Bidang 1 : Salim A. Fillah ,
Ketua
Bidang 2 : H. Wahyu Wijayanto, S.Ag.
Ketua
Bidang 3 : Syubban Rizalinoor, S.Ag.
Ketua Umum : H. Muhammad Fanni Rahman, SIP.
Ketua Bidang 1
: Salim A. Fillah
Ketua Bidang 2 :
H. Wahyu Wijayanto, S.Ag.
Ketua Bidang 3 :
Syubban Rizalinoor, S.Ag.
Sekretaris : Wahyu Tejo Raharjo, SE.
DR. Andre Indrawan, M.Hum.
DR. Andre Indrawan, M.Hum.
Bendahara : HM. Rizqi Rahim, ST.M.Eng.
Amiruddin
Hamzah
Bidang
1
1. Biro Pembinaan HAMAS ( Himpunan
Anak-Anak Masjid Jogokaryan)
Rizkibaldi, Yushna Septian, Inna Rachmawati, M.Syafiq Hamzah, Muhammad Falakhul Insan, Reni
Rizkibaldi, Yushna Septian, Inna Rachmawati, M.Syafiq Hamzah, Muhammad Falakhul Insan, Reni
2. Biro Pembinaan RMJ (Remaja Masjid
Jogokariyan)
Muhammad Hasan Habib, Nur Santi Riyadh, Novita Dewi, Muhammad Rosyidi,ST.
Muhammad Hasan Habib, Nur Santi Riyadh, Novita Dewi, Muhammad Rosyidi,ST.
3. Biro Perpustakaan
M. Ikhlas, Isti, Liza, Jaja
M. Ikhlas, Isti, Liza, Jaja
4. Biro Komite Aksi untuk Umat
(KAUM) dan Relawan Masjid
Nur Rahmat S, Pak Rais, Ahmeda Aulia, Rahmat Aryfin
Nur Rahmat S, Pak Rais, Ahmeda Aulia, Rahmat Aryfin
5. Biro Pendidikan dan Pengkajian
Islam
drh.H.Rudiatin, Mujib, Eko Budi Prasetyo, Nuruddin
drh.H.Rudiatin, Mujib, Eko Budi Prasetyo, Nuruddin
6. Biro Humas, Media dan Teknologi
Informasi
Krishna Yuniar R, Agus Triyatno, Anugrah Yoga, Supradiyana, Hendry Irianto, Rio Nurtantyana, Iswahyudi, Bagas Wibisono, Dwi Sulasono
Krishna Yuniar R, Agus Triyatno, Anugrah Yoga, Supradiyana, Hendry Irianto, Rio Nurtantyana, Iswahyudi, Bagas Wibisono, Dwi Sulasono
7. Biro Perekonomian Masjid
Cahyo Indarto, Cancer Tri Yulianto, Sugiarto (RW 11), Agus Suprianton, Wawan RW 10, Hari (GudegMandeg)
Cahyo Indarto, Cancer Tri Yulianto, Sugiarto (RW 11), Agus Suprianton, Wawan RW 10, Hari (GudegMandeg)
8. Biro Klinik
Ana Adina Patriani, dr. H. Soepangat, Budi Munarti,
Endah atantiasari, Nining, Dina, Istighfari Ayuningtiyas
Bidang 2
1. Biro Pembinaan Ibadah Haji
H. Subandi Suyuti,BcHk, H.M.Ikhsan, H.Dedi Suwaryo, Ibu.Hj.Joko Waskito
H. Subandi Suyuti,BcHk, H.M.Ikhsan, H.Dedi Suwaryo, Ibu.Hj.Joko Waskito
2. Biro Pembinaan Imam dan Muazin
HM. Wildan Ahmad,M.Ag, H.Busani, Dhani TR,
HM. Wildan Ahmad,M.Ag, H.Busani, Dhani TR,
3. Biro Ibadah Jumat
Noor Said Haiban, Mujib Amin, Bp. Jendro Wardoyo
Noor Said Haiban, Mujib Amin, Bp. Jendro Wardoyo
4. Biro Pembangunan
Ridwan Shodiq, ST. H. Ali Rosadi, Tunggul Tejo Isworo
Ridwan Shodiq, ST. H. Ali Rosadi, Tunggul Tejo Isworo
5. Biro Perawatan Jenazah
Muhammad Rosyidi,ST. Anjang Nur Rohman, Amiruddin Hamzah, Bambang Suryanto RW 9, Jupari, Joko Waskito, Ibu Sujiman, Ibu Wasto, Ibu Sudarminah Sunarto, Ibu Sujono, Ibu Hj.Supadmi, Ibu Hj.Juwariyah Suroto
Muhammad Rosyidi,ST. Anjang Nur Rohman, Amiruddin Hamzah, Bambang Suryanto RW 9, Jupari, Joko Waskito, Ibu Sujiman, Ibu Wasto, Ibu Sudarminah Sunarto, Ibu Sujono, Ibu Hj.Supadmi, Ibu Hj.Juwariyah Suroto
6. Biro Peringatan Hari Besar Islam
(PHBI)
Muhammad Fibran, Aditya kuskarismantoro
Muhammad Fibran, Aditya kuskarismantoro
7. Biro Kuliah Subuh dan Pembinaan
jamaah
HM. Syabani, H. Suharjono, Abdullah Kahfi, Furqoni, drh.Agus Abadianto, Bambang Wisnugroho, Ibu Siti Zamharoch, Ibu Sri Rahayu, Ibu Ummu Hanik, Ibu Dra.Alice,M.Hum, Ibu Anis ASP, Ibu.Hj.Ismujadi
HM. Syabani, H. Suharjono, Abdullah Kahfi, Furqoni, drh.Agus Abadianto, Bambang Wisnugroho, Ibu Siti Zamharoch, Ibu Sri Rahayu, Ibu Ummu Hanik, Ibu Dra.Alice,M.Hum, Ibu Anis ASP, Ibu.Hj.Ismujadi
8. Biro Kerumahtanggaan
Sudiwahyono, Riyadi Agustono, Boy Supriyadi, Joko Sarwono, Ibu Djufri Arsyad, Ibu Tok Sutarno, Ibu Wildan Ahmad
Sudiwahyono, Riyadi Agustono, Boy Supriyadi, Joko Sarwono, Ibu Djufri Arsyad, Ibu Tok Sutarno, Ibu Wildan Ahmad
9. Biro Ziswaf
Ismail Toha Putra,SH. Ridwan Shodiq, ST., Eko Hidayatul Fikri
Ismail Toha Putra,SH. Ridwan Shodiq, ST., Eko Hidayatul Fikri
Bidang
3
1. Biro Ummida (Ummi Muda)
Ibu Dini Istiana, S.Psi. , Ibu Indra Welly
Ibu Dini Istiana, S.Psi. , Ibu Indra Welly
2. Biro Kurma (Keluarga Alumni
Remaja Masjid)
Anjang Nur Rohman. M. Syaiful Basya,SE., Bambang Priambodo, Wahyu Bintoro, Eryo Sasongko
Anjang Nur Rohman. M. Syaiful Basya,SE., Bambang Priambodo, Wahyu Bintoro, Eryo Sasongko
3. Biro Kebudayaan dan Olahraga
DR.Andre Indrawan, Drs.H.Tedhy Sutadi, Rusdi Harminto, Adhi Maryanto, Taufiq Nur Setiawan, Eko HP, M. Rais Rusyadi, Sugiarto RT44
DR.Andre Indrawan, Drs.H.Tedhy Sutadi, Rusdi Harminto, Adhi Maryanto, Taufiq Nur Setiawan, Eko HP, M. Rais Rusyadi, Sugiarto RT44
4. Biro IKS (Ikatan Keluarga
Sakinah)
Harmaji Suwarno, Ibu Siti Kusniatun, Ibu Sri Kadarwati, Ibu Siti Harjono, Suwarto
Harmaji Suwarno, Ibu Siti Kusniatun, Ibu Sri Kadarwati, Ibu Siti Harjono, Suwarto
5. Biro Donor Darah
Mujiraharjo, Bagas, Zamzawi Ruslan,SE, Ali Riyanto, M.Diwan Sigit
Mujiraharjo, Bagas, Zamzawi Ruslan,SE, Ali Riyanto, M.Diwan Sigit
6. Biro Dokumentasi dan Kearsipan
M.Agus, SE. , Anugrah Yoga, Nadia Nurussalamah, Firda, Lutfi JKT
M.Agus, SE. , Anugrah Yoga, Nadia Nurussalamah, Firda, Lutfi JKT
7. Biro Keamanan
Wahyu Widayat, Bustami Istianto, Joko Purnomo, Agung SA, Mariman, M.Galang Wibisono (Ega)
Wahyu Widayat, Bustami Istianto, Joko Purnomo, Agung SA, Mariman, M.Galang Wibisono (Ega)
8. Biro Pelatihan dan pengembangan
masjid
Syubban Rizalinoor, S.Ag, Gustami, Suharyanto, SE. Haidar M. Tilmitsani
Syubban Rizalinoor, S.Ag, Gustami, Suharyanto, SE. Haidar M. Tilmitsani
(Arsip draf pengurus Masjid
Jogokariyan Yogyakarta & wawancara bapak H.M Jazir ASP sebagai Dewan Syuro
Masjid Jogokariyan Yogyakarta 6 April 2017 09.30 di kantor kesekretariat Masjid
Jogokariyan Yogyakarta)
6. Program
Kegiatan Masjid Jogokariyan
1.1 Tabel Kegiatan Masjid
Jogokariyan Yogyakarta
NO
|
Nama Kegiatan
|
Hari
|
Waktu
|
Tempat
|
Pelaksana
|
1
|
Kuliah subuh
|
Setiap Hari
|
Ba’da Subuh
|
Lantai I
|
Takmir
|
2
|
Tadarus dan Tafsir
|
Setiap Hari
|
Ba’da Maghrib
|
Ruang Utama
Lantai I
|
Bapak-Bapak
|
3
|
Tadarus Dan Tafsir
|
Setiap Hari
|
Ba’da Maghrib
|
Serambi Timur lantai I
|
Ibu-Ibu
|
4
|
Madrasah Diniyah (TPA)
|
Setiap Hari
|
Ba’da Maghrib
|
Serambi Selatan lantai I
|
HAMAS
|
5
|
Sepak Bola
|
Setiap Hari
|
Sore
|
Lapangan Serbaguna
|
RMJ HAMAS
|
6
|
Pengajian Malam Rabu
|
Selasa Malam
|
20.00-22.00 WIB
|
Serambi Timur lantai I
|
RMJ
|
7
|
Poliklinik Masjid
|
Rabu
|
16.00-17.00 WIB
|
Poliklinik Masjid
|
Takmir
|
8
|
Pengajian
ibu-ibu
|
Rabu Pon
|
16.00-17.00 WIB
|
Serambi
Selatan Lantai I
|
Aisiyah
|
9
|
Latihan Beladiri
|
Rabu
|
20.00-22.00 WIB
|
Aula Lantai 3
|
RMJ Putra
|
10
|
Tadarus Bapak-bapak
|
Kamis
|
20.00-22.00 WIB
|
Keliling
|
Takmir
|
11
|
Tahsin Alqur’an
|
Kamis
|
Ba’da Maghrib
|
Seluruh Lantai 1
|
Takmir
|
12
|
Rapat Takmir
|
Jumat Kliwon
|
Ba’da Jum’atan
|
Serambi Timur lantai 1
|
Takmir
|
13
|
Poliklinik Masjid
|
Jum’at
|
13.00-14.00 WIB
|
Poliklinik Masjid
|
Takmir
|
14
|
Tadarus Al-Qur’an
|
Jum’at
|
20.00-22.00 WIB
|
Keliling
|
RMJ
|
15
|
Kajian KURMA
|
Sabtu I & III
|
20.00-22.00 WIB
|
Keliling
|
KURMA
|
16
|
Pengajian Ahad Legi
|
Ahad legi
|
05.30-08.30 WIB
|
Seluruh Lantai I
|
Takmir
|
17
|
Poliklinik Masjid
|
Ahad
|
07.00-08.00 WIB
|
Poliklinik Masjid
|
Takmir
|
18
|
Oprasi Pasar
|
Ahad Legi
|
07.30-10.00 WIB
|
Halaman
|
Baitul Maal
|
19
|
Pengajian Haji
|
Ahad II
|
06.00-08.00 WIB
|
Seluruh Lantai I
|
Takmir
|
20
|
Latihan Beladiri
|
Ahad
|
06.00-08.00 WIB
|
Aula Lantai III
|
RMJ Putri
|
21
|
Pengajian Anak-anak
|
Ahad I
|
08.00-09.00 WIB
|
Serambi Timur Lantai I
|
HAMAS
|
22
|
Pengajian UMIDA
|
Ahad
|
10.00 – Selesai
|
Keliling
|
UMIDA
|
23
|
Pengajian IKS
|
Ahad IV
|
20.00-22.00 WIB
|
Seluruh lantai I
|
IKS
|
24
|
Kajian Tafsir UMIDA
|
Ahad
|
16.00-17.30 WIB
|
Serambi Selatan Lantai I
|
UMIDA
|
25
|
Bersepeda Ria
|
Menyesuaikan
|
Pagi
|
Kliling Kampung
|
Semua
|
26
|
Bulutangkis
|
Menyesuaikan
|
Pagi/Malam
|
Halaman Masjid
|
Semua
|
27
|
Pesantren Sabtu-Ahad (PETUAH)
|
Insidental
|
|
Masjid Jogokariyan
|
HAMAS
|
*Sumber tabel : Arsip masjid
Jogokariyan Yogyakarta dari hasil wawancara ustadz Fanni Rahman Sebagai Takmir
Masjid kamis, 6 April 2016 09.30 WIB di kantor kesekretariat Masjid
B. Strategi Takmir Dalam Usaha
Pengembangan UMKM Jaama’ah Masjid
Jogokariyan Yogyakarta
Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu upaya takmir masjid
Jogokariyan Yogyakarta dalam memberdayakan jama’ahnya menjadi jama’ah yang
mandiri aktif, kreatif, inofatif, dan produktif. Perajin di sekitar Kampung
Jogokariyan menjadi salah satu peluang untuk memuliai usaha bagi beberapa
jama’ah masjid Jogokariyan untuk mengurangi pengangguran. Harapan besar dari
segenap takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta dalam memberdayakan jama’ahnya
melalui UMKM ini berawal dari jama’ah yang masih di subsidi dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Berawal dari bantuan modal usaha serta ketrampilan yang
dimiliki jama’ah maka, takmir masjid turut andil dalam mengawal perekonomian
jama’ah sebagai bentuk tanggung jawab social dalam berdakwah. Berbagai upaya
dilakukan agar UMKM jama’ah berlangsung dengan kreatif dan produktif. Sektor
UMKM dirasa mempunyai kontribusi besar terhadap perputaran uang di masyarakat
dan turut serta dalam menanggulangi pengagguran yang semakin meningkat. UMKM
jama’ah dari berbagai bidang usaha mampu menyumbang kontribusi pertumbuhan
ekonomi, sehingga harapan kedepan jama’ah yang di subsidi menjadi jama’ah yang
mandiri, kreatif dan produktif.
Adapun daftar nama jama’ah pemilik Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang di berdayakan Masjid Jogokariyan
Yogyakarta antara lain :
NO
|
Nama Pemilik Usaha
|
Jenis Usaha
|
1
|
Tumiran
|
Angkringan I
|
2
|
Suherman
|
Angkringan II
|
3
|
Syaiful basya’
|
Rumah Produksi Nugget
|
4
|
Syarif Syukur
|
Warung Makan Sederhana (Warteg)
|
5
|
Fika Rismayanti
|
Usaha Loundry
|
6
|
Khoiriyatun
|
Catering
|
7
|
Rahman Wijayanto
|
Warung Sembako
|
8
|
Agus Sugiarto
|
Cetak Sablon
|
Adapun
strategi takmir dalam usaha mengembangkan sayap UMKM jama’ah Masjid Jogokariyan
melalui strategi 5P, yaitu Product,
Price, Place, Promotion, dan People. Cara tersebut dirasa mampu untuk
mendongkrak kreatifitasserta produktifitas jama’ah dalam memulai usaha
bisnisnya. Dalam pengembangan UMKM jama’ah maka takmir masjid menggagas
strategi pengembangan UMKM jama’ah masjid sebagai berikut:
1.
Produk (Product)
Dari segi
produk, UMKM jama’ah harus menentukan produk yang tepat untuk dipasarkan.
Produk yang dibuat juga tentunya inovatif, kreatif dan menarik, banyak di
butuhkan oleh masyarakat setempat. Untuk mendapat produk yang digemari pasar,
jama’ah melakukan survey ke sekeliling untuk memperoleh gambaran produk yang
realistis. Semakin jeli dan giat dalam melakukan inovasi produk dan layanan,
maka jama’ah akan mampu melakukan pengembangan dan memenangkan persaingan
bisnis secara sehat.
2.
Biaya / Permodalan (Price)
Untuk
menentukan harga jual produk, jama’ah harus teliti menghitung biaya yang
dikeluarkan selama proses produksi. Biaya yang paling utama dalam UMKM ialah
biaya modal dan biaya operasional. Biaya permodalan sebagai awal pengembangan
di bidang infrastruktur, biaya produksi, biaya pemasaran dll. Sedangkan biaya
operasional mencakup gaji karyawan, biaya bahan baku, dan biaya produksi. Harga
jual akan semakin tinggi apabila kedua biaya tersebut mencapai nominal yang
tinggi. Takmir masjid memberikan peluang bagi pengusaha UMKM khususnya jama’ah
masjid Jogokariyan Yogyakarta yang butuh biaya modal, memberikan fasilitas
pemodalan yang hukumnya sunnah untuk dikemalikan. Sehingga tidak membebani
jama’ah di kemudian hari. Proses pendapatan biaya permodalan bisa melalui baitul mall Masjid Jogokariyan Yogyakarta. persen per
tahun. Takmir Masjid Jogokariyan juga memberikan akses kemudahan bagi para
jama’ah untuk biaya permodalan melalui baitul
mall Masjid Jogokariyan.
3.
Tempat (Place)
Lokasi UMKM jama’ah tentu sangat
menentukan minat pasar dan para pelanggan. Dengan memilih lokasi yang strategis
dan ideal, UMKM jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta akan cepat dikenal publik
dan bukan tak mungkin produk akan laris terjual. Banyaknya pengunjung masjid
Jogokariyan dari berbagai daerah juga mampu menambah omset para pemangku usaha
baik di bidang kuliner maupun marcendise
Masjid Jogokariyan. Lokasi strategis yang disarankan takmir sekitar masjid
Jogokariyan yang sering dilalui berbagai moda transportasi. Seandainya tidak
menemukan lokasi yang strategis maka takmir masjid juga mengarahkan jama’ah
untuk mempertimbangkan hal-hal berikut saat membuka UMKM, yaitu pastikan setiap
menit selalu ada kendaraan melintas jika membuka di pinggir jalan, perhatikan
tingkat konsumtif masyarakat dengan melihat banyaknya usaha sejenis di sekitar
lokasi, melengkapi usaha jama’ah dengan izin SIUP, HO dan NPWP, dsb dan yang
terpenting sesuaikan dengan bujet jama’ah.
4.
Pemasaran (Promotion)
Beberapa UMKM yang dimiliki oleh
beberapa jama’ah masjid sudah menerapkan promosi melalui media sosial dan ini
adalah langkah awal yang bagus. Pasalnya, saat ini media sosial menjadi salah
satu bahan promosi yang murah, mudah diakses sehingga cepat tersampaikan .
Promosi bisa dilakukan dengan meletakkan foto produk beserta detail produk dan
harganya. Ada beberapa jama’ah memasang brand logo Masjid Jogokariyan Yogyakarta
untuk menambah kepercayaan para pelanggan. Bila ada dana lebih, buat web dengan
tampilan menarik dan informatif sehingga konsumen bisa mengetahui segala jenis
produk yang ditawarkan melalui internet dan bisa diakses dimanapun kita berada.
Jika jama’ah ingin menargetkan pembeli sebanyak-banyaknya, terkenal dan
tersebar di seluruh penjuru kota, jasa media sosial, web dan forum bisnis
adalah langkah promosi yang tepat.
5.
SDM (People)
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
factor penting dalam pengembangan UMKM jama’ah. Ketika jama’ah masjid
Jogokariyan membuka UMKM, pastikan Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam
usaha yang di rintis adalah orang-orang yang mempunyai keinginan dan kemauan
keras dalam berwirausaha. Beberapa jama’ah yang usahanya mulai mengalami
peningkatan dalam pendapatannya, tentu semakin besar pula biaya produksi maka
sebagai solusi yang diarahkan dalam pelatihan kewirausahaan jama’ah disarankan
untuk melakukan proses rekrut karyawan dengan baik. Baik dari skala kuantitas,
kualitas dan jenis usaha jama’ah. Walaupun usaha jama’ah Masjid Jogokariyan
masih skala mikro, namun proses seleksi karyawan harus mengikuti proses
rekrutmen yang sudah modern dan teruji, jangan hanya mengandalkan referensi
kenalan atau saudara. Ada baiknya dalam menyeleksi karyawan, para jama’ah juga
harus mengutamakan karakter SDM yang berorientasi pada semangat bekerja kreatif
inovatif, bisa dan berani mengambil risiko bisnis yang terukur, mempunyai dan
memahami laporan keuangan usaha serta mampu membuat dan menjalankan posting
biaya yang efektif. (Wawancara dengan takmir Masjid Jogokariyan bapak Hari
Haryanto 9 April 2017 di ruang kesekretariatan Masjid Jogokariyan Pukul 11.00).
C.
Manajemen Pengembangan UMKM
Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
1. Perencanaan
(planning) Pengembanagan UMKM Jama’ah
Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Adapun perencanaan dalam bidang pengembangan UMK M
jama’ah Masjid Jogokariyan adalah merancang konsep pengembangan UMKM jama’ah.
mulai dari permodalan, jenis usaha yang akan dirintis, pengembangan infrastruktur
dan peralatan penunjang usaha jama’ah beserta kebutuhan biaya produksi,
strategi pemasaran melalui berbagai media. Ada yang melalui media social,
brosur, melalui bulletin dan lain sebagainya. Selain itu perencanaan dalam
pengembangan SDM jama’ah terkait pemahaman ilmu kewirausahaan. Sebagai
penunjang skil dan kemampuan jama’ah maka takmir menyelenggarakan pelatihan dan
training kewirausahaan yang bekerjasama dengan berbagai instansi lembaga
keuangan seperti Bank Muammalat
Dalam mengembangkan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan
Yogyakarta hal yang pertama dilakukan adalah membuat rencana terlebih dahulu.
Seperti yng telah dikatakan bahwa perencanaan akan menentukan kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Perencanaan yang dilakukan oleh
takmir masjid bidang I yakni biro perekonomian masjid yang di koordinir oleh
bapak Cahyo Indarto beserta anggota Cancer Tri Yulianto, Sugiarto (RW 11), Agus
Suprianton, Wawan (RW 10), Hari (Gudeg Mandeg) beserta takmir bidang II
yakni biro Ziswaf membuat perencanaan
yang mencakup 5 W + 1 H. Berawal dari apa (what)
yang akan dilakukan, apa sarana yang
dibutuhkan, sumber daya dan sumber daya apa yang dibutuhkan. Tindakan yang
di dilakukan takmir sebelum melakukan
apa yang direncana maka pencatatan administrasi menjadi hal yang fundamentalis.
Sebagai arsip dan dokumentasi ketakmiran. Yang ke dua Siapa (who), pertanyaan ini memerlukan jawaban
tentang siapa yang akan mengikuti kegiatan dan siapa saja sasaran yang tepat
bagi jama’ah yang mendapatkan bantuan modal usaha. Ketiga dimana (where). Sesuai dengan pertanyaan ini
dimana tempat yang strategis untuk melaksankan kegiatan pengembangan UMKM
jama’ah masjid Jogokariyan Yogyakarta. Ke empat kapan (when). Dalam menjawab pertanyaan ini membutuhkan suatu keterangan
bahwa kapan usaha itu akan dimulai atau kapan terjadi penurunan dalam usaha
jama’ah yang sudah di rintis sejak awal. Ke lima Mengapa (Why). Mengapa kegiatan ini perlu dilakukan. Dalam merumuskan
kegiatan ini takmir bidang I dan II beserta coordinator
bidang perekonomian dan Ziswaf melakukan koordinasi dengan ketua takmir
selanjutnya berkoordinasi juga dengan dewan syuro masjid Jogokariyan Yogyakarta
yakni bapak Ustadz Jazir, A.S.P (Wawancara dengan bapak Wahyu Tejo Raharjo, SE
Sabtu, 8 April 2017 di kantor kesekretariat Masjid Jogokariyan Yogyakarta)
.Adapun dalam perencanaan besar yang dilakukan
takmir masjid dalam rakernya yang dilakukan setelah pemilu takmir usai. Hal ini
merumuskan Scenario Planning Masjid
Jogokariyan Yogyakarta 5 tahun kedepan.
1.2 Tabel Skenario Planning Masjid
Jogokariyan Yogyakarta
No
|
Capaian
|
Tahun
|
Indikator
|
1
|
Jogokariyan Islami
|
2000-2005
|
-
Merubah masyarakat dari kaum abangan menuju
Islami
-
Pemuda yang suka mabuk dijalan diarahkan ke
masjid
-
Warga yang belum shalat diajak untuk sholat
-
Warga yang shalat dirumah diarahkan shalat
di masjid
-
Menjadikan para pemabuk sebagai keamanan
masjid
|
2
|
Jogokariyan Darussalam I
|
2010 – 2015
|
-
Membiasakan masyarakat untuk berkomunitas di
Masjid
-
Jama’ah subuh menjadi 50% (10 Shaf) dari jama’ah shalat Jum’at
-
Mensejahterakan jama’ah melalui
lumbung masjid, memperbanyak pelayanan, membuka poliklinik, memberikan
bantuan beasiswa, memberikan layanan modal bantuan usaha
|
3
|
Jogokariyan Darussalam II
|
2010 – 2015
|
-
Meningkatkan kualitas keagamaan masyarakat
-
Menuntaskan orang yang belum shalat jama’ah
-
Meningkatkan jama’ah shalat subuh
menjadi 75% (14 shaf) dari jama’ah shalat jumat
-
Menjadikan para (eks) pemabuk menjadi
bagian dari masjid (BBM, relawan masjid, dl)
|
4
|
Jogokariyan Darussalam II
|
2015 – 2020
|
-
Membiasakan dan mengusahakan keistiqomahan masyarakat untuk berkomunitas di Masjid
-
Menuntaskan serta membekali dari segi
jasmaani rohani masyarakat yang belum shalat
-
Meningkatkan muzzaki
Masjid Jogokariyan Yogyakarta
-
Mengistiqomahkan jama’ah shalat subuh minimal tetap menjadi 75% (14 shaf) dari jama’ah
shalat jumat
-
Mewujudkan masyarakat yang sejahtera lahir batin melalui kegiatan
kemasyarakatan yang berpusat dimasjid.
|
*Sumber table : hasil wawancara
ustadz Fanni Rahman Sebagai Takmir Masjid Jum’at, 7 April 2016 11.00 WIB di
kantor kesekretariat Masjid
2. Pengorganisasian
(organizing) Pengembangan UMKM
Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Setelah
disusun perencanaan selanjutnya diperlukan adanya kegiatan pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian sangatlah
penting dalam sebuah lembaga baik profit maupun non profit. Apabila
pengorganisasian hendak diberikan pembatas definisi, dapat dikatakan bahwa
pengorganisasian sebagai fungsi organik administrasi dan manajemen. Pengorganisasian
akan menjadi tolak ukur keberhasilan dalam rangka kerjasama untuk meraih suatu
tujuan yang disepakati bersama serta dapat mempermudah dalam pelaksanaan
rencana. Setiap lembaga pastinya mempunyai dewan pengurus yang sering disebut
dengan struktur organisasi. Begitu juga dengan Masjid Jogokariyan Yogyakarta
yang melibatkan semua unsur masyarakat kampong jogokariyan sebagai pengurus masjid.
Dari ketua RT, ketua RW. Hal ini dilakukan tidak lain untuk mempermudah
pendataaan jama’ah khususnya masyarakat kampong Jogokariyan sebagai sasaran
peta dakwah Masjid Jogokariyan.
Adapun
dana bantuan modal usaha di koordinir langsung oleh takmir bidang 2 bagian biro
Ziswaf yakni bapak Ismail Toha Putra, S.H dengan anggota bapak Ridawan
Shodiq,ST., Eko Hidayatul Fikri. Biro ziswaf bertugas untuk menghimpun dana
para muzzaki di Baitul Mall Masjid
Jogokariyan. Dari dana tersebut sebagian dialokasikan untuk bantuan modal usaha
bagi jama’ah yang membutuhkan. Pembagian tugas antara koordinator Ziswaf dengan staff akan mempermudah dalam
pelaksanaan program kegiatan. Begitu juga dengan adanya pengorganisasian maka
jelas adanya pembagian tugas sesuai tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi) yang
disebut dengan job description. Terperincinya
tugas masing-masing dapat mendistribusikan pelayanan kepada jama’ah dengan
baik. Disamping itu masing-masing anggota diberikan wewenang yang sesuai dengan
tanggungjawab. Pembagian tugas dalam menentukan struktur pengurus takmir juga
mempertimbangkan beground atau latar
belakang pekerjaan agar dapat membagi waktu serta mumpuni dalam bidang yang
linier dengan kemampuan yang dimiliki. Misalkan koordinator biro Humas, Media dan Teknologi Informasi
Krishna Yuniar R yang bekerja di bagian Telkom sehingga dalam menjalankan tugas
dan wewenang nya sesuai dengan ketrampilan dalam media dan teknologi yang di
miliki. (Wawancara dengan Ahmeda Aulia biro komite aksi untuk umat Sabtu, 8
April 2017 dikantor Kesekretariatan Masjid 20.30)
3. Penggerakan
(actuating) Pengembangan UMKM Jama’ah
Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Penggerakan
(actuating) dilakukan dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan penggerakan merupakan
inti dari manajemen, penggerakan dimaksud untuk pengaplikasian seluruh kegiatan
yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan. Pengembangan (developing) merupakan salah satu
perilaku manajerial (Munir, 2006 : 243). Salah satu cara yang di terapkan
takmir dalam pengembangan UMKM jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta yakni dengan
mengadakan pelatihan (couching). Hal
ini menajadi salah satu cara penting dalam peningkatan ketrampilan jama’ah yang
telah di berdayakan oleh masjid. Berawal dari planning yang telah di tetapkan
untuk mencapai tujuan tujuan yang di harapakan. Proses pengembangan UMKM
jama’ah ini didasarkan atas usaha takmir masjid Jogokariyan dalam mengembangkan
sebuah kesadaran, kemauan, keahlian, serta ketrampilan jama’ah dalam upaya
memakmurkan masjid.
Adapun kegiatan yang dikoordinir oleh biro
kewirausahaan melakukan kegiatan yang beragam guna untuk mengembangkan potensi
jama’ah. Adapun kegiatan pengembangan UMKM yang dilakuakan antara lain: 1. Pelatihan
Kewirausahaan
Bidang kewirausahaan Masjid
Jogokariyan Yogyakarta membaca peluang usaha bagi jama’ahnya . Pelatihan yang
dilakukn antara lain;
a. Pelatihan pertukangan
b. Pelatihan Tata Boga
c. Pelatihan Sablon
d. Pelatihan Jurnalistik
2.
Bantuan
Modal
a.
Bantuan
untuk toko kelontong
b.
Bantuan
warung tenda
c.
Bantuan
modal usaha Sablon
d.
Bantuan
modal usaha Nugget
e.
Warung
Wedangan Jogokariyan / Angkringan
3. Bantuan jaringan pemasaran
Adapun bantuan pemasaran yang
dilakukan oleh biro kewirausahaan Masjid Jogokariyan terutama di sektor usaha catering yang telah dimiliki beberapa
orang jama’ah di Jogokariyan. Pihak masjid cukup menyediakan kotak yang berlogo
Masjid Jogokariyan, pelabelan ini cukup untuk mendongkrak omset tiap pengusaha
catering. Karena citra barang produksi menjadi naik dan tumbuhnya rasa mantab
dan yakin bagi pelanggan maupun pemesannya. Usaha di bidang catering inin hampir tidak kenal
berhenti seiring padatnya jadwal kunjungan atau studi banding di Masjid
Jogokariyan. Secepat itulah jasa penyedia makanan bagi pengusaha catering untuk
tamu yang berkunjung untuk menyapa usahanya. Dari sirkulasi masjid yang tiada
sepi ini, perguliran ekonnomi wargapun ikut bergairah atau lebih bersemangat.
Boleh dikata tiada tenaga yang terbuang sia-sia (Wawancara dengan Ahmeda Aulia
Biro Komunikasi untuk Umat “KAUM” Minggu 9 April 2017 19.30).
Penyedia konsumsi bagi para
pengunjung masjid yang melakukan studi banding hampir setiap hari terus
berdatangan. Sehingga takmir masjidpun sering mendapatkan pesanan dan oleh-oleh
dari wisatawan yang berkunjung. Tentunya usaha-usaha catering jama’ah inilah
yang mendapat amanah untuk memenuhi pesanan dari pengunjung. (Wawancara dengan
Ahmeda Aulia Biro Komite Aksi untuk Umat “KAUM” Masjid Jogokariyan , 10 April
2017)
Masjid Jogokariyan dalam
mengembangakan UMKM jama’ah dengan menempuh jalan pelatihan ketrampilan serta
memotivasi untuk senangtiasa meningkatkan taraf hidup, serta pemberian suntikan
dana atau modal usaha bagi jama’ah masjid. Penguatan jaringan bisnis antar
jama’ah dijalin dengan rapi. Hal ini tampak dengan jelas di berbagai usaha yang
dijalankan oleh jama’ah masjid salah satunaya usaha catering yang berada di
sekitar Masjid Jogokariyan. Untuk meningkatkan omset jama’ah dan kepercayaan
para pelanggan maka pelabelan masjid pun juga di lakukan oleh segenap pengusaha
binaan masjid jogokariyan. Selain itu harapan dari pemberian modal pengembangan
UMKM jama’aj masjid tidak lain untuk mensejahterkan umat menuju jama’ah
mandiri. Sehingga muzzaki dalam peta
dakwah Masjid Jogokariyan meningkat (Wawancara dengan bapak Hari Haryanto Tiem
Trener dan motivator masjid Jogokariyan Yogyakarta, Sabtu 8 April 2017 13.00
WIB).
Adapun prinsip-prinsip
pengembangan UMKM jama’ah yang diterapkan oleh takmir Masjid Jogokariyan
Yogyakarta meliputi :
1. Mengidentifikasi profil jama’ah
yang akan mendapatkan modal batuan usaha. Modal bantuan usaha yang diberikan
pihak pengelola masjid dan diperioritaskan bagi jama’ah fakir miskin.
2. Mengidentifikasi potensi, bakat
serta kreativitas jama’ah dalam pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan
Masjid Jogokariyan
3. Memberikan harapan serta peluang
yang cukup kepada jama’ah untuk mengeksplore
potensi yang dimiliki dengan mempraktekkan hasil pelatihan yang telah di
ikuti
4. Mengevaluasi serta memberikan
bimbingan rohani sekaligus mentoring pada setiap hari Kamis pagi sebagai
kegiatan rutin masjid. Yakni sholat dhuha munfaridan
kajian Islami skaligus evaluasi dan mentoring bagi jama’ah Masjid
Jogokariyan Yogyakarta yang dipimpin lagsung oleh ustadz Jazir, A.S.P
(Wawancara dengan ustadz Haryanto , Tim Trainer
Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Minggu 8 April 2017 di kantor kesekretariatan
Masjid Jogokariyan)
4. Pengawasan
(controling) Pengembangan UMKM
Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Dalam suatu kegiatan yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan perlu adanya suatu evaluasi guna mengetahui hasil yang diperoleh.
Proses pengawasan atau evaluasi yang dilakukan oleh takmir masjid kepada
jama’ah dengan tujuan memantau perkembangan yang telah dicapai, serta kendala
apa yang terjadi saat kegiatan berlangsung. Pengawasan dan pemberian motivasi
ini dilakukan setiap kamis pagi dengan kegiatan rutin dhuha munfaridan. Kemudian dilanjut dengan
konsultasi sekaligus evaluasi yang dipimpin langsung oleh dewan syuro Masjid
Jogokariyan Yogyakarta.
Usaha takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta dalam
pengembangan UMKM jama’ah yakni dengan menerapkan pembinaan rutin setiap hari
kamis pagi setelah sholat duha munfaridan,
yang di isi langsung oleh ustadz Jazir ASP selaku dewan syuro Masjid
Jogokariyan (Wawancara dengan bapak Haryanto Tim Trainer Masjid Jogokariyan 9
April 2017 di srambi Masjid). Sistem top
down – botton up antara dewan syuro Masjid Jogokariyan dengan jama’ah
masjid sebagai media konsultasi dan pemberian arahan, bimbingan serta motivasi
dari Hal ini juga di bantu dengan adanya
tim fasilitator selaku motivator ataupun konsultan yang siap sedia
berkontribusi untuk membina jama’ah baik dari segi moril maupun materi. Proses
pengembangan UMKM jama’ah ini juga mempunyai harapan besar bagi kesejahteraan
jama’ah dalam berbagai aspek terlebih dalam bidang ekonomi. Karena tidak di
pungkiri ketercukupan dalam bidang ekonomi bagi setiap jama’ah adalah salah
satu factor yang paling penting dalam menggapai kebahagiaan hidup. Tentunya
kebahagiaan hidup ini di imbangi dengan ketaqwaan dan keimanan dengan
senantiasa menjalankan printah Nya dan menjauhi larangannya. Salah satunya
dengan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan masjid seperti sholat berjama’ah
di masjid, kajian Islami, pengajian, tadarus Al-Qur’an dll.
D.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Pengembangan UMKM Jama’ah Massjid Jogokariyan Yogyakarta
1. Faktor
Pendukung Pengembangan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Ketercukupan dalam bidang ekonomi bagi setiap orang
dalam menjalani kehidupan adalah salah satu faktor yang paling penting untuk
menggapai kebahagiaan. Karena tidak ada seseorangpun yang tidak mempunyai
cita-cita hidup bahagia. Meskipun kebahagiaan tidak hanya diukur dengan
finansial yang melimpah, namun hal itu menjadi pilar penting untuk
mewujudkannya. Bahkan setiap orang senantiasa berusaha dengan berbagai macam
ragam kegiatan untuk memenuhi faktor yang satu ini. Hanya saja fenomena yang
ada menunjukan bahwa tidak semua orang memperoleh nasib mendapatkan kemudahan
dalam meraihnya. Sekalipun potensi dimiliki dan kesempatan ada, akan tetapi
masih membutuhkan hal-hal yang lain untuk mewujudkannya
Pengembangan UMKM jama’ah dan pembaharuan inovasi
dalam bidang manajerial seperti planning,
organizing, actuating, controlling, evaluating, menjadi pondasi dasar dalam
pengelolaan UMKM jama’ah yang sedang dirintis. Mulai dari perencanaan bisnis,
pengadaan dan pengelolaan bahan baku, pengecekan, perawatan, pengawasan
terhadap karyawan, evaluasi kinerja dll. Dalam meningkatkan kualitas, cara
kerja dan sarana hidup, serta memaksimalkan potensi sumberdaya alam yang ada.
Manajemen pengembangan UMKM jama’ah yang diterapkan oleh takmir Masjid
Jogokariyan merupakan sebuah usaha jangka panjang dalam proses pengembangan (organization development) terhadap
jama’ah masjid khususnya bagi mereka yang telah mendapatkan dana stimulant
untuk pengembangan modal usaha. Selain dengan pelatihan (couching). Hal ini menjadi salah satu factor pendukung
pengembangan UMKM jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta.
Adapun faktor pendukung pengembangan
UMKM jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta adalah :
1.
Masjid
Jogokariyan yang strategis yakni terletak di tengah-tengah kampung Jogokariyan
tepatnya berada di pinggir jalan raya yang mudah di lalui moda transportasi,
sehingga menjadikan masjid ini tempat yang sangat strategis bagi perkembangan
dakwah. Mudah diakses bagi jama’ah dari berbagai wilayah.
2.
Rekam
data yang dimiliki pengurus masjid Jogokariyan dapat mempermudah proses
pendataan jama’ah
3.
Modal
usaha yang diberikan masjid kepada jama’ah tidak wajib untuk dikembalikan pihak
masjid dalam artian jika usaha yang digeluti lancar
4.
Jangkauan
yang mudah untuk komunikasi dan kordinasi bagi para pengurus dan jama’ah masjid
jogokaryan
5.
Pelayanan
diberbagai bidang dengan SDM yang sesuai dengan beground atau latar belakang
riwayat pekerjaan yang di tempatkan di masing masing biro yang terdapat di
dalam struktur kepengurusan masjid
6.
Pola
koordinasi dan evaluasi yang istiqomah
dilakukan setiap kamis pagi setalah kegiatan rutin Kamis Dhuha dilanjut
pembinaan sekaligus motivasi bagi jama’ah termasuk jama’ah yang mendapatkan
bantuan modal usaha untuk melakukan bimbingan. Pola kordinasi komunikasi Kamis
pagi ini langsung di pimpin oleh dewan syuro Masjid Jogokariyan Bapak H.M Jazir
SAP.
7.
Adanya
sistem kekeluargaan yang terjalin antara pengurus takmir dengan jama’ah Masjid
Jogokariyan sehingga tidak ada rasa canggung untuk menyampaikan aspirasi serta
keluhan yang ada di masyarakat.
2. Faktor
Penghambat Pengembangan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Secara umum hasil
yang diperoleh dalam penerapan manajemen pengembangan UMKM jama’ah masjid tidak
lepas dari peran manajemen masjid Jogokariyan Yogyakarta. Sebab didalam
manajemen masjid terdapat suatu proses pencapaian tujuan melalui diri sendiri
dengan orang lain, didalamnya terkandung proses ketauladanan dan kepemimpinan
yang melibatkan semua potensi umat dalam membina kehidupan bermasyarakat
melalui optimalisasi peran dan fungsi berdasarkan nilai-nilai Islam (Suherman,
2012 : 26).
Namun dalam
pelaksanaannya tentu terdapat berbagai hambatan baik dari segi personal jama’ah
maupun pihak pengurus masjid. Hal ini dapat memberikan pelajaran kepada kita
semua untuk tetap belajar dan tetap berusaha semaksimal mungkin. Adapun
penghambat dalam pengembangan UMKM jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
adalah:
1.
Kurangnya
muzzaki Baitu Mal Masjid Jogkariyan
sehingga pihak takmir membatasi nominal dalam pemberian modal usaha bagi
jama’ah masjid
2.
Kurangnya
keuletan dalam penguasaan ketrampilan dalam berusaha dalam diri jama’ah
3.
Media
pemasaran bagi para jama’ah yang memiliki usaha kecil sebatas kampong
Jogokariyan
4.
Masih
kurangnya biaya permodalan bagi setiap jama’ah yang merintis usahanya dari NOL
5.
Kurangnya
rasa keistiqomahan jama’ah yang telah mendapatkan modal bantuan usaha terhadap keikutsertaan
kegiatan Masjid Jogokariyan Yogyakarta
6.
Kurangnya
Follow Up yang maksimal dari pihak
pengelola masjid terhadap perkembangan UMKM jama’ah yang di berikan bantuan
modal usaha
Komentar
Posting Komentar