Langsung ke konten utama

MASJID JOGOKARIYAN YOGYAKARTA


BAB III
GAMBARAN UMUM
MANAJEMEN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL & MENENGAH (UMKM) JAMA’AH MASJID JOGOKARIYAN YOGYAKARTA

A.      Gambaran Umum Masjid Jogokariyan Yogyakarta
1.      Sejarah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Masjid Jogokariyan merupakan salah satu masjid yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tepatnya di Kampung Jogokariyan Kecamatan Mantrijeron. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang menjadi pusat perhatian karena beragam kegiatan sosial dan keagamaan yang diagendakan. Masjid ini terletak di tengah-tengah kampung Jogokariyan tepatnya berada di pinggir jalan raya yang mudah di lalui transportasi, sehingga menjadikan masjid ini tempat yang sangat strategis bagi perkembangan dakwah serta dijadikan referensi bagi masjid-masjid yang berada di sekitarnya. Letak Masjid Jogokariyan ini tidak jauh dari Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Bantul.
Sejarah berdirinya Masjid Jogokariyan Yogyakarta berawal dari langgar kecil di pojok kampung yang didirikan pada tahun 1966 sebagai peletakan batu pertama dan diresmikan pada 20 Agustus 1967 di atas tanah wakaf seluas 770 m2. Kini masjid Jogokariyan memiliki luas 15 x 21 m2 dan terdiri dari 3 lantai. Masjid ini memiliki daya tampung 1200 Jama’ah. Berdirinya masjid Jogokariyan juga tidak lepas dengan sejarah yang menyelimuti wilayah kampong Jogokariyan. Masjid Jogokariyan juga terkenal dengan managementnya yang bisa menjadi acuan untuk masjid-masjid yang ada di Indonesia khususnya. Salah satu cara dengan open management sehingga setiap jama’ah dapat mengetahui kondisi keuangan, kepengurusan dan manajemen lainnya sehingga anggota atau jama’ah menjadi ikut handarbeni atau mempunyai rasa kepemilikan terhadap Masjid Jogokariyan ini. Hingga sampai saat ini tamu-tamu berdatangan di Masjid Jogokariyan dari berbagai daerah bahkan tamu dari mancanegara antara lain negara Thailand, Jepang dan Malaysia. Semua itu tidak lepas dari segi manajemen pengembangan dan pemberdayaan jama’ah yang solid di Masjid Jogokariyan Yogyakarta (Ppt. Profil Masjid Jogokariyan, Kamis 6 April 2017, 09:45).
Sejarah berdirinya Masjid Jogokariyan yang berawal dari masyarakat yang pada umumnya kalangan abangan karena kultur abdi dalam prajurit Keraton Ngayojokara Hadiningrat yang lebih ngugemi “Tradisi Kejawen” dari pada kultur keislamannya. Kampung Jogokariyan yang ada sejak masa HB IV, setelah penduduk ndalem Beteng Baluwerti Keraton telah sesak, maka bergodo-bergodo prajurit kesatuan dipindak keluar beteng bersama keluarganya dan Abdi Dalem Prajurit dari kesatuan “Jogokariyo” dipindah di selatan benteng, di utara panggung Krapyak atau kandang menjangan, sehingga tempat tinggal atau palungguhan prajurit ini sesuai dengan toponemnya dikenal dengan nama “Kampung Jogokariyan” . Pada masa itu HB ke VIII ada perubahan peran prajurit di Kraton Ngayojokarto yang semula adalah prajurit perang hanya menjadi prajurit upacara dan dipersempit yang semula jumlahnya 750 orang hanya menjadi 75 orang saja. Maka para abdi dalem prajurit banyak yang kehilangan jabatan dan pekerjaan. Kebiasaan hidup mapan sebagai abdi dalem dengan senang judi, mabuk bahkan nyeret (nyandu) harus berubah menjadi petani karena tidak lagi menerima gaji, tetapi diberi tanah palungguh (sawah) dan pekarangan, tidak sedikit yang tidak bisa menyesuaikan diri sehingga tanah pekarangan banyak yang jatuh dijual kepada pengusaha batik dan tenun dari Kampong Jogokariyan.
Terjadilah sosial ekonomi yang cukup membuat kaget warga. Kampung Jogokariyan berubah menjadi kampong batik dan tenun. Generasi abdi dalem terpaksa bekerja menjadi buruh di pabrik-pabrik batik dan tenun. Masa-masa itulah menjadi sejarah yang suram bagi keturunan abdi dalem prajurit Jogokaryan yang tidak bisa menyesuaikan diri. Mereka sebagai penduduk asli yang sudah miskin ditengah kemakmuran pendatang, padahal mereka punya gelar bangsawan, raden atau raden mas. Kesenjangan ekonomi inilah dimanfaatkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan sentiment kelas buruh dan majikan. Maka gerakan PKI disambut antusias oleh warga Jogokariyan yang termarjinalisasi ini, sehingga di Jogokariyan menjadi basis PKI yang didominasi oleh warga miskin dan buruh. Para juragan yang berasal dari kalangan abangan aktif di PNI dan berbagai pendatang dari Karangkajen menjadi penduduk Masyumi (Jumlah minoritas). Pada saat meletus G30S PKI 1965, banyak warga yang diciduk (ditangkap dan dipenjara) sebagai tahanan politik. Alhamdulillah di masa-masa kritis tersebut Masjid Jogokariyan dibangun dan menjadi alat perekat untuk melakukan perubahan sosial menjadi masyarakat yang berkultur Islam. Masjid Jogokariyan telah benar-benar melaksanakan fungsi sebagai agen perubahan. Jogokariyan yang dulunya “Abangan” Komunis kini menjadi masyarakat Islami melalui dakwah berbasis Masjid.
Hingga sampai saat ini Masjid Jogokariyan sebagai tempat ibadah yang memiliki banyak fungsi. Tidak hanya tempat ibadah saja, akan tetapi sebagai tempat para jama’ah melakukan banyak kegiatan seperti pengajian bapak-bapak maupun ibu-ibu, pembelajaran Al-Qur’an, kajian keislaman, rapat dll yang masih berkaitan dengan kegiatan dakwah Islam. Kegiatan yang diselenggarakan Masjid Jogokariyan melalui pendekatan psikologi maupun analisis kebutuhan para jama’ah (Disampaikan dalam kajian manajemen masjid dalam rangka milad BMT BIMA ke 22 oleh Team Takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta 07 Januari 2017).
Takmir Masjid Jogokariyan bersama takmir lainnya, masuk pada langkah strategis dan praktis. Yaitu dengan konsep manajemen masjid antara lain: pemetaan, pelayanan dan pemberdayaan. Pada konteks pemetaan bisa diartikan bahwa setiap masjid harus memiliki peta dakwah yang jelas, wilayah kerja yang nyata, dan jama’ah yang terdata. Pendataan yang dilakukan masjid terhadap jama’ah mencakup potensi dan kebutuhan, peluang dan tantangan, kekuatan dan kelemahan. Takmir Masjid Jogokariyan bersama ustadz Jazir ASP, menginisiasi sensus penduduk. Pendataan tahunan ini menghasilkan data base dan peta dakwah yang komprehensif (Ppt. Manajemen Masjid, Kamis 6 April 2017, 14:30)
Data penduduk dan peta dakwah yang dihasilkan tidak hanya mencakup nama KK dan warga, pendapatan, pendidikan, dan lainnya melainkan sampai pada siapa yang sudah menunaikan ibadah shalat dan yang belum menunaikan ibadah sholat yang sudah berjama’ah di masjid dan yang belum berjama’ah, yang sudah berqurban dan yang sudah berzakat di baitul mall Masjid Jogokariyan, yang aktif mengikuti kegiatan masjid dan yang belum, yang berkemampuan dibidang apa dan bekerja dimana (Kajian Manajemen Masjid 2017 : 7).
Peta Dakwah Masjid Jogokariyan memperlihatkan gambar kampung yang rumahnya berwarna-warni: hijau muda, kuning, merah dan seterusnya. Di setiap rumah sasaran peta dakwah Masjid Jogokariyan juga terdapat atribut ikonik: ka’bah (sudah berhaji), unta (sudah berqurban), koin uang (sudah berzakat), peci (sudah sholat) dan lain-lain. Data potensi jama’ah dimanfaatkan sebaik-baiknya. Segala kebutuhan Masjid Jogokariyan yang bisa disediakan jama’ah, di orderkan kepada jama’ah. Masjid Jogokariyan juga berkomitmen tidak membuat unit usaha yang serupa agar tidak menyakiti jama’ah dalam berbisnis (Kajian Manajemen Masjid Oleh Ustadz H.M Jazir ASP & Tim Takmir Masjid Jogokariyan dalam rangka hari jadi BMT BIMA ke 22, 07 Januari 2017).
Ukhwah umat Islam di Jogokariyan dibangun dengan kuat. Setiap pekan para tamu yang berkunjung studi banding mencapai ratusan orang. Sehingga konsumsi untuk para tamu diorderkan secara bergilir kepada jama’ah yang memiliki usaha rumah makan. Selain itu data jama’ah juga digunakan untuk gerakan subuh berjama’ah. Sehingga pada tahun 2004 dibuat sebuah terobosan program baru agar para jama’ah lebih meramaikan masjid. Strategi yang dilakukan pihak takmir masjid yaitu dengan membuat undangan ditulis dengan daftar nama. Undangan itu persis berbunyi “Mengharap kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/I ….. dalam acara Shalat Subuh berjama’ah, besok pada pukul 04.15 WIB di Masjid Jogokariyan…” Undangan tersebut dilengkapi dengan hadist-hadist keutamaan Sholat Subuh berjama’ah. Hasil trobosan program tersebut cukup menakjubkan. Ada penigatan jumlaj jama’ah secara signifikan. Hal ini bisa dilihat ketika jumlah jama’ah Sholat Subuh bisa mencapai sepertiga jumlah jama’ah Sholat jum’at (Kajian Manajemen Masjid 2017 : 7).
Takmir Masjid Jogokariyan juga membuat sistem keuangan yang berbeda denga masjid lain. Jika ada masjid yang mengumumkan dengan bangga bahwa saldo infaknya jutaan, maka Masjid Jogokariyan selalu berupaya keras  dalam setiap pengumumannya saldo infak harus sama denga NOL! Infaq itu ditunggu pahalanya untuk menjadi amal shalih, bukan untuk disimpan di rekening bank. Takmir Masjid Jogokariyan juga memiliki konsep yang humanis dan memikirkan masalah keumatan dalam kesehariannya. Pengumuman infak jutaan akan sangat menyakitkan, ketika ada tetangga masjid yang tak bisa ke rumah sakit sebab tidak mempunyai biaya, atau ada tetangga masjid yang tidak bisa membayar sekolah. Takmir Masjid Jogokariyan memiliki prinsip bahwa menyakiti jama’ah ialah tragedy dakwah. Sehingga dengan mengumumkan saldo infak sama dengan NOL, jama’ah lebih semangat mengamanhkan hartanya (Kajian Manajemen Masjid 2017 : 8).
 Masjid Jogokariyan pada tahun 2005 juga menginisiasi gerakan jama’ah mandiri. Jumlah biaya setahun dihitung, di bagi 48. Sehingga ketemu hasil biaya setiap pekan. Kemudian dibagi dengan jumlah kapasitas masjid, ketemu biaya per tempat sholat. Lalu disosialisasikan. Jama’ah diberitahu jika dalam sepekan mereka berinfak dalam jumlah tersebut, maka dia termasuk jama’ah madiri. Jika lebih, maka termasuk jama’ah  pensubsidi. Jika kurang maka termasuk jama’ah disubsidi (Kajian Manajemen Masjid 2017 : 8).
Gerakan Jama’ah Mandiri ini sukses menaikan infak pekanan Masjid Jogokariyan hingga 400% . Sebab , ternyata orang malu jika ibadah saja disubsidi. Demikian jika peta, data dan pertanggungjawaban keuangan transparan (Infak 1000 saja bisa diketahui kemana alirannya). Tanpa diminta pun, jama’ah akan berpartisipasi. Setiap kali renovasi, Masjid Jogokariyan berupaya tk membebani jama’ah dengan proposal. Namun dengan memasang sepanduk, “Mohon Maaf Ibadah Anda Sedang Terganggu, Masjid Jogokariyan Sedang Kami Renovasi” Nomor rekening tertera dibawah. Ditambah sebuah foto dokumentasi pembangunan masjid pada tahun 2002-2003. Ketika Masjid Jogkariyan direnovasi besar-besaran, foto itu dibawa kepada putra si kakek dalam gambar foto. Akhirnya foto Masjid Jogokariyan pada tahun 1967 itu mendorong putra si kakek berkenan menyumbang Rp 1 Milyar dan menjadi salah satu tim pembangunan Masjid Jogokariyan (Ppt. Menuju Jama’ah Mandiri, Jum’at 7 April 2017, 10:00).
Dalam Manajemen Masjid Jogokariyan takmir masjid juga membuat scenario planning  dalam memajukan dakwah di masjid Jogokariyan. Dalam membuat scenario planning  , takmir membuat tiga periode. Periode pertama 2000-2005. Periode ke dua pada tahun 2005-2010 dan periode ke tiga 2010-2015. Scenario planning pada setiap periode memiliki karakteristik yang berbeda. Tetapi jika ditinjau dari segi jenis dan jumlah program kerjannya tidak jauh berbeda. Gambaran scenario planning  pada setiap periode, antara lain Jogokariyan Islami (2000-2005), yakni dengan mengubah masyarakat dari kaum abangan menuju Islami. (Kajian Manajemen Masjid 2017 : 9).
Selain itu pemuda yang suku mabuk mabukan di jalan, diarahkan ke masjid. Warga yang belum sholat diajak untuk sholat. Mengajak anak kecil beraktivitas dimasjid. Warga yang masih sholat dirumah diarahkan sholat di masjid. Bahkan menjadikan pemabuk menjadi tim keamanan Masjid Jogokariyan. Skenario Planning ke dua adalah Jogokariyan Darussalam I pada rentang tahun 2005-2010. Yaitu dengan membiasakan masyarakat untuk berkomunitas di Masjid. Jama’ah subuh menjadi 50% (10 shaf) dari jama’ah Sholat Jum’at. Menyejahterakan jama’ah dari lumbung masjid, memperbanyak pelayanan, membuka poliklinik, memberikan bantuan beasiswa, memberikan layanan modal usaha (Kajian Manajemen Masjid 2017 : 9).
Scenario planning  ke tiga adalah Jogokariyan Darussalam II (2010-2015), yaitu dengan meningkatkan kualitas keagamaan masyarakat. Menuntaskan orang-orang yang belum sholat jama’ah. Meningkatkan jama’ah Sholat Subuh menjadi 75% (14 shaf) dari jama’ah Sholat Jum’at. Menjadikan para (eks) pemabuk menjadi bagian dari Masjid (Bersih Bersih Masjid “BBM”, Relawan Masjid, dll) (Disampaikan dalam kajian manajemen masjid dalam rangka milad BMT BIMA ke 22 oleh Team Takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta 07 Januari 2017)
2.      Letak Geografis Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Masjid Jogokariyan Yogyakarta berada di kampung Jogokariyan Kelurahan Mantrijeron Kecamatan Mantrijeron Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Maka untuk memperjelas letak geografis Masjid Jogokariyan, penulis akan menguraikan tentang keadaan umum kelurahan Mantrijeron. Kelurahan ini terletak di Kecamatan Mantrijeron Kotamadya Dati II Yogyakarta. Masjid Jogokariyan terletak tidak jauh dari kompleks Pondok Pesantren Al-Munawir Krapyak Bantul. Luasnya mencapai 85, 84 Ha, dengan batas wilayah sebagai berikut (Ppt. Masjid Jogokariyan “ Dari Masjid Membangun Umat ”, Sabtu 8 April 2017, 15:30) :
Sebelah Utara : Benteng Kraton, Kel. Panembahan ,Kec. Kraton
  Sebelah Selatan      : Kel. Pogungharjo, Kec. Sewon, Kab Bantul
          Sebelah Timur   :          Kel.Suryodiningratan,Kec. Mantrijeron
     Sebelah Barat       : Kel. Brontokusuman, Kec. Mergangsan 


1.      Letak Wilayah            
Kampung                           : Jogokariyan
Kelurahan                          : Mantrijeron
Kecamatan                         : Mantrijeron
Kota                                   : Kota Yogyakarta
Provinsi                             :Daerah IstimewaYogyakarta
2.   Jangkauan Dakwah meliputi
Rukun Warga  (RW)            : 4 Buah (RW 09, 10,11 dan12)
Rukun Tangga (RT)             : 18 Buah (RT 30 – 47)
3.      Jumlah Penduduk        : 3970 Jiwa
4.      Jumlah KK                  : 887 KK
Islam                                  : 95% Non Islam : 5 %
5.      Batas Wilayah Dakwah                       
Utara                                  : Kampung Mantrijeron & Kampung Jageran
Selatan                               : Kampung Krapyak Wetan
Barat                            : Jl. Dl Panjaitan
Timur                           : Jalan Parangtritis
6.      Infranstruktur yang ada dalam wilayah Masjid Jogokariyan
TK                               : 3 Buah
SD                               : 1 Buah
Madrasah                     : 1 Buah
Mushola                       : 4 Buah
Balai Warga                 : 1 Buah
Lapangan                     : 1 Buah
Lapangan Bulutangkis : 5 Buah
Pom Bensin                 : 1 Buah
7.        Ruang Kantor              : 1 Buah
Ruang Gudang : 3 Buah
Ruang Poliklinik          : 1 Buah
Ruang Perpustakaan    : 1 Buah
Garasi                          : 1 Buah
Tempat Wudhu           : 8 Buah
Kamar Mandi               : 10 Buah
Ruang Dapur               : 3 Buah
Menara                                    : 1 Buah
(Data hasil observasi di Kampung Jogokariyan Kec.Mantrijeron Kota Yogyakarta DIY Kamis, 6-13 April 2017)
3.      Visi Misi Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Visi dan Misi Masjid Jogokariyan
1.      Visi Masjid Jogokariyan
“ Terwujudnya masyarakat sejahtera lahir batin yang diridhoi Allah SWT melalui  kegiatan kemasyarakatan yang berpusat di masjid”
2.      Misi Masjid Jogokariyan
a.          Menjadikan Masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat
b.         Memakmurkan kegiatan ubudiah di Masjid
c.          Menjadikan masjid sebagai tempat rekreasi rohani jama’ah
d.         Menjadikan masjid tempat merujuk berbagai persoalan masyarakat
e.          Dan Menjadikan masjid sebagai pesantren dan kampus
(Data hasil observasi di Kampung Jogokariyan Kec.Mantrijeron Kota Yogyakarta DIY Kamis, 6-13 April 2017)
4.      Rantai Kaderisasi Masjid Jogokariyan
1.   HAMAS (Himpunan Anak-anak Masjid)
Terdiri dari anggota dan pengurus Hamas. Anggota terdiri dari anak-anak TK hingga kelas 6 SD dan pengurus terdiri dari kelas 1 SMP – 2 SMA.
2.   RMJ (Remaja Masjid Jogokariyan)
Terdiri dari anggota dan pengurus mulai dari kelas 2 SMA – sebelum menikah.
3.   KURMA/UMIDA (Keluarga Alumni Remaja Masjid)
Beranggotakan alumni RMJ yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu muda
4.      Takmir
Merupakan akumulasi dari berbagai potensi yang ada di masjid, baik anak-anak, remaja, UMIDA maupun orang tua.
(Wawancara dengan bpk H.M.Jazir A.S.P, Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Kamis 6 April 2017)
        Sedangkan kepengurusan takmir dipilih lngsung oleh jama’ah melalui Pemilu Takmir, untuk masa bakti 4 tahun. Tim formatur terpilih bersama domisioner. Kemudian komisi pemilihan takmir menyusun kepengurusan lengkap. Adapun rapat rutin pengurus setiap jum’at kliwon ba’da jum’atan terbuka untuk umum. Pengurus menyusun renstra atau masa bakti dan dituangkan dalam satu visi misal pada tahun 2005 menuju Jogokariyan Islami. Pada tahun 2010 menuju Jogokariyan Darussalam (Ppt Masjid Jogokariyan “Dari Masjid Membangun Ummat” Jum’at 7 April 2017, 11:00).

5.      Struktur Pengurus Takmir Masjid Jogokariyan
SUSUNAN PENGURUS TAKMIR MASJID JOGOKARIYAN YOGYAKARTA PERIODE 2015-2019

Dewan Syuro
Ketua                           : H. Muhammad Jazir, ASP
Anggota                       : Drs. H. Jufri Arsyad
                                    : H. M Chamid
                                    : H. M Supriyanto, ST.
Ketua Umum               : H. Muhammad Fanni Rahman, SIP.
Ketua Bidang 1                        : Salim A. Fillah ,
Ketua Bidang 2                        : H. Wahyu Wijayanto, S.Ag.
Ketua Bidang 3                        : Syubban Rizalinoor, S.Ag.
Ketua Umum               : H. Muhammad Fanni Rahman, SIP.
Ketua Bidang 1                        : Salim A. Fillah
Ketua Bidang 2                       : H. Wahyu Wijayanto, S.Ag.
Ketua Bidang 3                       : Syubban Rizalinoor, S.Ag.
Sekretaris                     : Wahyu Tejo Raharjo, SE.
                           DR. Andre Indrawan, M.Hum.
Bendahara                   : HM. Rizqi Rahim, ST.M.Eng.
                                       Amiruddin  Hamzah
Bidang 1
1.      Biro Pembinaan HAMAS ( Himpunan Anak-Anak Masjid Jogokaryan)
Rizkibaldi, Yushna Septian, Inna Rachmawati, M.Syafiq Hamzah, Muhammad Falakhul Insan, Reni
2.      Biro Pembinaan RMJ (Remaja Masjid Jogokariyan)
Muhammad Hasan Habib, Nur Santi Riyadh, Novita Dewi, Muhammad Rosyidi,ST.
3.      Biro Perpustakaan
M. Ikhlas, Isti, Liza, Jaja
4.      Biro Komite Aksi untuk Umat (KAUM) dan Relawan Masjid
Nur Rahmat S, Pak Rais, Ahmeda Aulia, Rahmat Aryfin
5.      Biro Pendidikan dan Pengkajian Islam
drh.H.Rudiatin, Mujib, Eko Budi Prasetyo, Nuruddin
6.      Biro Humas, Media dan Teknologi Informasi
Krishna Yuniar R, Agus Triyatno, Anugrah Yoga, Supradiyana, Hendry Irianto, Rio Nurtantyana,  Iswahyudi, Bagas Wibisono, Dwi Sulasono
7.      Biro Perekonomian Masjid
Cahyo Indarto, Cancer Tri Yulianto, Sugiarto (RW 11), Agus Suprianton,  Wawan RW 10, Hari (GudegMandeg)
8.      Biro Klinik
Ana Adina Patriani, dr. H. Soepangat, Budi Munarti, Endah atantiasari, Nining, Dina, Istighfari Ayuningtiyas
Bidang 2
1.      Biro Pembinaan Ibadah Haji
H. Subandi Suyuti,BcHk, H.M.Ikhsan, H.Dedi Suwaryo, Ibu.Hj.Joko Waskito
2.      Biro Pembinaan Imam dan Muazin
HM. Wildan Ahmad,M.Ag, H.Busani, Dhani TR,
3.      Biro Ibadah Jumat
Noor
Said Haiban, Mujib Amin, Bp. Jendro Wardoyo
4.      Biro Pembangunan
Ridwan Shodiq, ST. H. Ali Rosadi, Tunggul Tejo Isworo
5.      Biro Perawatan Jenazah
Muhammad Rosyidi,ST. Anjang Nur Rohman, Amiruddin Hamzah, Bambang Suryanto RW 9, Jupari, Joko Waskito, Ibu Sujiman, Ibu Wasto, Ibu Sudarminah Sunarto, Ibu Sujono, Ibu Hj.Supadmi, Ibu Hj.Juwariyah Suroto
6.      Biro Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
Muhammad Fibran, Aditya kuskarismantoro
7.      Biro Kuliah Subuh dan Pembinaan jamaah
HM. Syabani, H. Suharjono, Abdullah Kahfi, Furqoni, drh.Agus Abadianto, Bambang Wisnugroho, Ibu Siti Zamharoch, Ibu Sri Rahayu, Ibu Ummu Hanik, Ibu Dra.Alice,M.Hum, Ibu Anis ASP, Ibu.Hj.Ismujadi
8.      Biro Kerumahtanggaan
Sudiwahyono, Riyadi Agustono, Boy Supriyadi, Joko Sarwono, Ibu Djufri Arsyad, Ibu Tok Sutarno, Ibu Wildan Ahmad
9.      Biro Ziswaf
Ismail Toha Putra,SH. Ridwan Shodiq, ST., Eko Hidayatul Fikri
Bidang 3
1.      Biro Ummida (Ummi Muda)
Ibu Dini Istiana, S.Psi. , Ibu Indra Welly
2.      Biro Kurma (Keluarga Alumni Remaja Masjid)
Anjang Nur Rohman. M. Syaiful Basya,SE., Bambang Priambodo, Wahyu Bintoro, Eryo Sasongko
3.      Biro Kebudayaan dan Olahraga
DR.Andre Indrawan, Drs.H.Tedhy Sutadi, Rusdi Harminto, Adhi Maryanto, Taufiq Nur Setiawan, Eko HP, M. Rais Rusyadi, Sugiarto RT44
4.      Biro IKS (Ikatan Keluarga Sakinah)
Harmaji Suwarno, Ibu Siti Kusniatun, Ibu Sri Kadarwati, Ibu Siti Harjono, Suwarto
5.      Biro Donor Darah
Mujiraharjo, Bagas, Zamzawi Ruslan,SE, Ali Riyanto, M.Diwan Sigit
6.      Biro Dokumentasi dan Kearsipan
M.Agus, SE. , Anugrah Yoga, Nadia Nurussalamah, Firda, Lutfi JKT
7.      Biro Keamanan
Wahyu Widayat, Bustami Istianto, Joko Purnomo, Agung SA, Mariman, M.Galang Wibisono (Ega)
8.      Biro Pelatihan dan pengembangan masjid
Syubban Rizalinoor, S.Ag, Gustami, Suharyanto, SE. Haidar M. Tilmitsani
(Arsip draf pengurus Masjid Jogokariyan Yogyakarta & wawancara bapak H.M Jazir ASP sebagai Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta 6 April 2017 09.30 di kantor kesekretariat Masjid Jogokariyan Yogyakarta)
6.      Program Kegiatan Masjid Jogokariyan
1.1 Tabel Kegiatan Masjid Jogokariyan Yogyakarta
NO
Nama Kegiatan
Hari
Waktu
Tempat
Pelaksana
1
Kuliah subuh
Setiap Hari
Ba’da Subuh
Lantai I
Takmir
2
Tadarus dan Tafsir
Setiap Hari
Ba’da Maghrib
 Ruang Utama Lantai I
Bapak-Bapak
3
Tadarus Dan Tafsir
Setiap Hari
Ba’da Maghrib
Serambi Timur lantai I
Ibu-Ibu
4
Madrasah Diniyah (TPA)
Setiap Hari
Ba’da Maghrib
Serambi Selatan lantai I
HAMAS
5
Sepak Bola
Setiap Hari
Sore
Lapangan Serbaguna
RMJ HAMAS

6
Pengajian Malam Rabu 
Selasa Malam
20.00-22.00 WIB
Serambi Timur lantai I
RMJ
7
Poliklinik Masjid
Rabu
16.00-17.00 WIB
Poliklinik Masjid
Takmir
8
Pengajian  ibu-ibu
Rabu Pon
16.00-17.00 WIB
Serambi Selatan Lantai I
Aisiyah
9
Latihan Beladiri
Rabu
20.00-22.00 WIB
Aula Lantai 3
RMJ Putra
10
Tadarus Bapak-bapak
Kamis
20.00-22.00 WIB
Keliling
Takmir
11
Tahsin Alqur’an
Kamis
Ba’da Maghrib
Seluruh Lantai 1
Takmir
12
Rapat Takmir
Jumat Kliwon
Ba’da Jum’atan
Serambi Timur lantai 1
Takmir
13
Poliklinik Masjid
Jum’at
13.00-14.00 WIB
Poliklinik Masjid
Takmir


14
Tadarus Al-Qur’an
Jum’at
20.00-22.00 WIB
Keliling
RMJ
15
Kajian KURMA
Sabtu I & III
20.00-22.00 WIB
Keliling
KURMA
16
Pengajian Ahad Legi
Ahad legi
05.30-08.30 WIB
Seluruh Lantai I
Takmir
17
Poliklinik Masjid
Ahad
07.00-08.00 WIB
Poliklinik Masjid
Takmir
18
Oprasi Pasar
Ahad Legi
07.30-10.00 WIB
Halaman
Baitul Maal
19
Pengajian Haji
Ahad II
06.00-08.00 WIB
Seluruh Lantai I
Takmir
20
Latihan Beladiri
Ahad
06.00-08.00 WIB
Aula Lantai III
RMJ Putri
21
Pengajian Anak-anak
Ahad I
08.00-09.00 WIB
Serambi Timur Lantai I
HAMAS
22
Pengajian UMIDA
Ahad
10.00 – Selesai
Keliling
UMIDA
23
Pengajian IKS
Ahad IV
20.00-22.00 WIB
Seluruh lantai I
IKS
24
Kajian Tafsir UMIDA
Ahad
16.00-17.30 WIB
Serambi Selatan Lantai I
UMIDA
25
Bersepeda Ria
Menyesuaikan
Pagi
Kliling Kampung
Semua
26
Bulutangkis
Menyesuaikan
Pagi/Malam
Halaman Masjid
Semua
27
Pesantren Sabtu-Ahad (PETUAH)
Insidental

Masjid Jogokariyan
HAMAS

   *Sumber tabel : Arsip masjid Jogokariyan Yogyakarta dari hasil wawancara ustadz Fanni Rahman Sebagai Takmir Masjid kamis, 6 April 2016 09.30 WIB di kantor kesekretariat Masjid
B.     Strategi Takmir Dalam Usaha Pengembangan  UMKM Jaama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu upaya takmir masjid Jogokariyan Yogyakarta dalam memberdayakan jama’ahnya menjadi jama’ah yang mandiri aktif, kreatif, inofatif, dan produktif. Perajin di sekitar Kampung Jogokariyan menjadi salah satu peluang untuk memuliai usaha bagi beberapa jama’ah masjid Jogokariyan untuk mengurangi pengangguran. Harapan besar dari segenap takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta dalam memberdayakan jama’ahnya melalui UMKM ini berawal dari jama’ah yang masih di subsidi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Berawal dari bantuan modal usaha serta ketrampilan yang dimiliki jama’ah maka, takmir masjid turut andil dalam mengawal perekonomian jama’ah sebagai bentuk tanggung jawab social dalam berdakwah. Berbagai upaya dilakukan agar UMKM jama’ah berlangsung dengan kreatif dan produktif. Sektor UMKM dirasa mempunyai kontribusi besar terhadap perputaran uang di masyarakat dan turut serta dalam menanggulangi pengagguran yang semakin meningkat. UMKM jama’ah dari berbagai bidang usaha mampu menyumbang kontribusi pertumbuhan ekonomi, sehingga harapan kedepan jama’ah yang di subsidi menjadi jama’ah yang mandiri, kreatif dan produktif.
Adapun daftar nama jama’ah pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang di berdayakan Masjid Jogokariyan Yogyakarta antara lain :
NO
Nama Pemilik Usaha
Jenis Usaha
1
Tumiran
Angkringan I
2
Suherman
Angkringan II
3
Syaiful basya’
Rumah Produksi Nugget
4
Syarif Syukur
Warung Makan Sederhana (Warteg)
5
Fika Rismayanti
Usaha Loundry
6
Khoiriyatun
Catering
7
Rahman Wijayanto
Warung Sembako
8
Agus Sugiarto
Cetak Sablon
Adapun strategi takmir dalam usaha mengembangkan sayap UMKM jama’ah Masjid Jogokariyan melalui strategi 5P, yaitu Product, Price, Place, Promotion, dan People. Cara tersebut dirasa mampu untuk mendongkrak kreatifitasserta produktifitas jama’ah dalam memulai usaha bisnisnya. Dalam pengembangan UMKM jama’ah maka takmir masjid menggagas strategi pengembangan UMKM jama’ah masjid sebagai berikut:

1.      Produk (Product)
Dari segi produk, UMKM jama’ah harus menentukan produk yang tepat untuk dipasarkan. Produk yang dibuat juga tentunya inovatif, kreatif dan menarik, banyak di butuhkan oleh masyarakat setempat. Untuk mendapat produk yang digemari pasar, jama’ah melakukan survey ke sekeliling untuk memperoleh gambaran produk yang realistis. Semakin jeli dan giat dalam melakukan inovasi produk dan layanan, maka jama’ah akan mampu melakukan pengembangan dan memenangkan persaingan bisnis secara sehat.
2.      Biaya / Permodalan (Price)
Untuk menentukan harga jual produk, jama’ah harus teliti menghitung biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Biaya yang paling utama dalam UMKM ialah biaya modal dan biaya operasional. Biaya permodalan sebagai awal pengembangan di bidang infrastruktur, biaya produksi, biaya pemasaran dll. Sedangkan biaya operasional mencakup gaji karyawan, biaya bahan baku, dan biaya produksi. Harga jual akan semakin tinggi apabila kedua biaya tersebut mencapai nominal yang tinggi. Takmir masjid memberikan peluang bagi pengusaha UMKM khususnya jama’ah masjid Jogokariyan Yogyakarta yang butuh biaya modal, memberikan fasilitas pemodalan yang hukumnya sunnah untuk dikemalikan. Sehingga tidak membebani jama’ah di kemudian hari. Proses pendapatan biaya permodalan bisa melalui baitul mall  Masjid Jogokariyan Yogyakarta. persen per tahun. Takmir Masjid Jogokariyan juga memberikan akses kemudahan bagi para jama’ah untuk biaya permodalan melalui baitul mall Masjid Jogokariyan.
3.      Tempat (Place)
Lokasi UMKM jama’ah tentu sangat menentukan minat pasar dan para pelanggan. Dengan memilih lokasi yang strategis dan ideal, UMKM jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta akan cepat dikenal publik dan bukan tak mungkin produk akan laris terjual. Banyaknya pengunjung masjid Jogokariyan dari berbagai daerah juga mampu menambah omset para pemangku usaha baik di bidang kuliner maupun marcendise Masjid Jogokariyan. Lokasi strategis yang disarankan takmir sekitar masjid Jogokariyan yang sering dilalui berbagai moda transportasi. Seandainya tidak menemukan lokasi yang strategis maka takmir masjid juga mengarahkan jama’ah untuk mempertimbangkan hal-hal berikut saat membuka UMKM, yaitu pastikan setiap menit selalu ada kendaraan melintas jika membuka di pinggir jalan, perhatikan tingkat konsumtif masyarakat dengan melihat banyaknya usaha sejenis di sekitar lokasi, melengkapi usaha jama’ah dengan izin SIUP, HO dan NPWP, dsb dan yang terpenting sesuaikan dengan bujet jama’ah.
4.      Pemasaran (Promotion)
Beberapa UMKM yang dimiliki oleh beberapa jama’ah masjid sudah menerapkan promosi melalui media sosial dan ini adalah langkah awal yang bagus. Pasalnya, saat ini media sosial menjadi salah satu bahan promosi yang murah, mudah diakses sehingga cepat tersampaikan . Promosi bisa dilakukan dengan meletakkan foto produk beserta detail produk dan harganya. Ada beberapa jama’ah memasang brand logo Masjid Jogokariyan Yogyakarta untuk menambah kepercayaan para pelanggan. Bila ada dana lebih, buat web dengan tampilan menarik dan informatif sehingga konsumen bisa mengetahui segala jenis produk yang ditawarkan melalui internet dan bisa diakses dimanapun kita berada. Jika jama’ah ingin menargetkan pembeli sebanyak-banyaknya, terkenal dan tersebar di seluruh penjuru kota, jasa media sosial, web dan forum bisnis adalah langkah promosi yang tepat.
5.      SDM (People)
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan factor penting dalam pengembangan UMKM jama’ah. Ketika jama’ah masjid Jogokariyan membuka UMKM, pastikan Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam usaha yang di rintis adalah orang-orang yang mempunyai keinginan dan kemauan keras dalam berwirausaha. Beberapa jama’ah yang usahanya mulai mengalami peningkatan dalam pendapatannya, tentu semakin besar pula biaya produksi maka sebagai solusi yang diarahkan dalam pelatihan kewirausahaan jama’ah disarankan untuk melakukan proses rekrut karyawan dengan baik. Baik dari skala kuantitas, kualitas dan jenis usaha jama’ah. Walaupun usaha jama’ah Masjid Jogokariyan masih skala mikro, namun proses seleksi karyawan harus mengikuti proses rekrutmen yang sudah modern dan teruji, jangan hanya mengandalkan referensi kenalan atau saudara. Ada baiknya dalam menyeleksi karyawan, para jama’ah juga harus mengutamakan karakter SDM yang berorientasi pada semangat bekerja kreatif inovatif, bisa dan berani mengambil risiko bisnis yang terukur, mempunyai dan memahami laporan keuangan usaha serta mampu membuat dan menjalankan posting biaya yang efektif. (Wawancara dengan takmir Masjid Jogokariyan bapak Hari Haryanto 9 April 2017 di ruang kesekretariatan Masjid Jogokariyan Pukul 11.00).
C.     Manajemen Pengembangan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
1.      Perencanaan (planning) Pengembanagan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Adapun perencanaan dalam bidang pengembangan UMK M jama’ah Masjid Jogokariyan adalah merancang konsep pengembangan UMKM jama’ah. mulai dari permodalan, jenis usaha yang akan dirintis, pengembangan infrastruktur dan peralatan penunjang usaha jama’ah beserta kebutuhan biaya produksi, strategi pemasaran melalui berbagai media. Ada yang melalui media social, brosur, melalui bulletin dan lain sebagainya. Selain itu perencanaan dalam pengembangan SDM jama’ah terkait pemahaman ilmu kewirausahaan. Sebagai penunjang skil dan kemampuan jama’ah maka takmir menyelenggarakan pelatihan dan training kewirausahaan yang bekerjasama dengan berbagai instansi lembaga keuangan seperti Bank Muammalat
Dalam mengembangkan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta hal yang pertama dilakukan adalah membuat rencana terlebih dahulu. Seperti yng telah dikatakan bahwa perencanaan akan menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Perencanaan yang dilakukan oleh takmir masjid bidang I yakni biro perekonomian masjid yang di koordinir oleh bapak Cahyo Indarto beserta anggota Cancer Tri Yulianto, Sugiarto (RW 11), Agus Suprianton, Wawan (RW 10), Hari (Gudeg Mandeg) beserta takmir bidang II yakni  biro Ziswaf membuat perencanaan yang mencakup 5 W + 1 H. Berawal dari apa (what) yang akan dilakukan,  apa sarana yang dibutuhkan, sumber daya dan sumber daya apa yang dibutuhkan. Tindakan yang di  dilakukan takmir sebelum melakukan apa yang direncana maka pencatatan administrasi menjadi hal yang fundamentalis. Sebagai arsip dan dokumentasi ketakmiran. Yang ke dua Siapa (who), pertanyaan ini memerlukan jawaban tentang siapa yang akan mengikuti kegiatan dan siapa saja sasaran yang tepat bagi jama’ah yang mendapatkan bantuan modal usaha. Ketiga dimana (where). Sesuai dengan pertanyaan ini dimana tempat yang strategis untuk melaksankan kegiatan pengembangan UMKM jama’ah masjid Jogokariyan Yogyakarta. Ke empat kapan (when). Dalam menjawab pertanyaan ini membutuhkan suatu keterangan bahwa kapan usaha itu akan dimulai atau kapan terjadi penurunan dalam usaha jama’ah yang sudah di rintis sejak awal. Ke lima Mengapa (Why). Mengapa kegiatan ini perlu dilakukan. Dalam merumuskan kegiatan ini takmir bidang I dan II beserta coordinator bidang perekonomian dan Ziswaf melakukan koordinasi dengan ketua takmir selanjutnya berkoordinasi juga dengan dewan syuro masjid Jogokariyan Yogyakarta yakni bapak Ustadz Jazir, A.S.P (Wawancara dengan bapak Wahyu Tejo Raharjo, SE Sabtu, 8 April 2017 di kantor kesekretariat Masjid Jogokariyan Yogyakarta)
.Adapun dalam perencanaan besar yang dilakukan takmir masjid dalam rakernya yang dilakukan setelah pemilu takmir usai. Hal ini merumuskan Scenario Planning Masjid Jogokariyan Yogyakarta 5 tahun kedepan.
1.2  Tabel Skenario Planning Masjid Jogokariyan Yogyakarta
No
Capaian
Tahun
Indikator
1
Jogokariyan Islami
2000-2005
-          Merubah masyarakat dari kaum abangan menuju Islami
-          Pemuda yang suka mabuk dijalan diarahkan ke masjid
-          Warga yang belum shalat diajak untuk sholat
-          Warga yang shalat dirumah diarahkan shalat di masjid
-          Menjadikan para pemabuk sebagai keamanan masjid
2
Jogokariyan Darussalam I
2010 – 2015
-          Membiasakan masyarakat untuk berkomunitas di Masjid
-          Jama’ah subuh menjadi 50% (10 Shaf) dari jama’ah shalat Jum’at
-          Mensejahterakan jama’ah melalui lumbung masjid, memperbanyak pelayanan, membuka poliklinik, memberikan bantuan beasiswa, memberikan layanan modal bantuan usaha
3
Jogokariyan Darussalam II
2010 – 2015
-          Meningkatkan kualitas keagamaan masyarakat
-          Menuntaskan orang yang belum shalat jama’ah
-          Meningkatkan jama’ah shalat subuh menjadi 75% (14 shaf) dari jama’ah shalat jumat
-          Menjadikan para (eks) pemabuk menjadi bagian dari masjid (BBM, relawan masjid, dl)
4
Jogokariyan Darussalam II
2015 – 2020
-          Membiasakan dan mengusahakan keistiqomahan masyarakat untuk berkomunitas di Masjid
-          Menuntaskan serta membekali dari segi jasmaani rohani  masyarakat yang belum shalat
-          Meningkatkan muzzaki Masjid Jogokariyan Yogyakarta
-          Mengistiqomahkan jama’ah shalat subuh minimal tetap menjadi 75% (14 shaf) dari jama’ah shalat jumat
-          Mewujudkan masyarakat yang sejahtera lahir batin melalui kegiatan kemasyarakatan yang berpusat dimasjid.
                                                  
*Sumber table : hasil wawancara ustadz Fanni Rahman Sebagai Takmir Masjid Jum’at, 7 April 2016 11.00 WIB di kantor kesekretariat Masjid
2.      Pengorganisasian (organizing) Pengembangan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Setelah disusun perencanaan selanjutnya diperlukan adanya kegiatan pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian sangatlah penting dalam sebuah lembaga baik profit maupun non profit. Apabila pengorganisasian hendak diberikan pembatas definisi, dapat dikatakan bahwa pengorganisasian sebagai fungsi organik administrasi dan manajemen. Pengorganisasian akan menjadi tolak ukur keberhasilan dalam rangka kerjasama untuk meraih suatu tujuan yang disepakati bersama serta dapat mempermudah dalam pelaksanaan rencana. Setiap lembaga pastinya mempunyai dewan pengurus yang sering disebut dengan struktur organisasi. Begitu juga dengan Masjid Jogokariyan Yogyakarta yang melibatkan semua unsur masyarakat kampong jogokariyan sebagai pengurus masjid. Dari ketua RT, ketua RW. Hal ini dilakukan tidak lain untuk mempermudah pendataaan jama’ah khususnya masyarakat kampong Jogokariyan sebagai sasaran peta dakwah Masjid Jogokariyan.
Adapun dana bantuan modal usaha di koordinir langsung oleh takmir bidang 2 bagian biro Ziswaf yakni bapak Ismail Toha Putra, S.H dengan anggota bapak Ridawan Shodiq,ST., Eko Hidayatul Fikri. Biro ziswaf bertugas untuk menghimpun dana para muzzaki di Baitul Mall Masjid Jogokariyan. Dari dana tersebut sebagian dialokasikan untuk bantuan modal usaha bagi jama’ah yang membutuhkan. Pembagian tugas antara koordinator Ziswaf dengan staff akan mempermudah dalam pelaksanaan program kegiatan. Begitu juga dengan adanya pengorganisasian maka jelas adanya pembagian tugas sesuai tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi) yang disebut dengan job description. Terperincinya tugas masing-masing dapat mendistribusikan pelayanan kepada jama’ah dengan baik. Disamping itu masing-masing anggota diberikan wewenang yang sesuai dengan tanggungjawab. Pembagian tugas dalam menentukan struktur pengurus takmir juga mempertimbangkan beground atau latar belakang pekerjaan agar dapat membagi waktu serta mumpuni dalam bidang yang linier dengan kemampuan yang dimiliki. Misalkan koordinator  biro Humas, Media dan Teknologi Informasi Krishna Yuniar R yang bekerja di bagian Telkom sehingga dalam menjalankan tugas dan wewenang nya sesuai dengan ketrampilan dalam media dan teknologi yang di miliki. (Wawancara dengan Ahmeda Aulia biro komite aksi untuk umat Sabtu, 8 April 2017 dikantor Kesekretariatan Masjid 20.30)
3.      Penggerakan (actuating) Pengembangan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Penggerakan (actuating) dilakukan dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan penggerakan merupakan inti dari manajemen, penggerakan dimaksud untuk pengaplikasian seluruh kegiatan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan. Pengembangan (developing) merupakan salah satu perilaku manajerial (Munir, 2006 : 243). Salah satu cara yang di terapkan takmir dalam pengembangan UMKM jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta yakni dengan mengadakan pelatihan (couching). Hal ini menajadi salah satu cara penting dalam peningkatan ketrampilan jama’ah yang telah di berdayakan oleh masjid. Berawal dari planning yang telah di tetapkan  untuk mencapai tujuan tujuan yang di harapakan. Proses pengembangan UMKM jama’ah ini didasarkan atas usaha takmir masjid Jogokariyan dalam mengembangkan sebuah kesadaran, kemauan, keahlian, serta ketrampilan jama’ah dalam upaya memakmurkan masjid.
Adapun kegiatan yang dikoordinir oleh biro kewirausahaan melakukan kegiatan yang beragam guna untuk mengembangkan potensi jama’ah. Adapun kegiatan pengembangan UMKM yang dilakuakan antara lain: 1. Pelatihan Kewirausahaan
Bidang kewirausahaan Masjid Jogokariyan Yogyakarta membaca peluang usaha bagi jama’ahnya . Pelatihan yang dilakukn antara lain;
a.       Pelatihan pertukangan
b.      Pelatihan Tata Boga
c.       Pelatihan Sablon
d.      Pelatihan Jurnalistik
2.   Bantuan Modal
a.          Bantuan untuk toko kelontong
b.         Bantuan warung tenda
c.          Bantuan modal usaha Sablon
d.         Bantuan modal usaha Nugget
e.          Warung Wedangan Jogokariyan / Angkringan
3. Bantuan jaringan pemasaran
Adapun bantuan pemasaran yang dilakukan oleh biro kewirausahaan Masjid Jogokariyan terutama di sektor usaha catering yang telah dimiliki beberapa orang jama’ah di Jogokariyan. Pihak masjid cukup menyediakan kotak yang berlogo Masjid Jogokariyan, pelabelan ini cukup untuk mendongkrak omset tiap pengusaha catering. Karena citra barang produksi menjadi naik dan tumbuhnya rasa mantab dan yakin bagi pelanggan maupun pemesannya. Usaha di bidang catering inin hampir tidak kenal berhenti seiring padatnya jadwal kunjungan atau studi banding di Masjid Jogokariyan. Secepat itulah jasa penyedia makanan bagi pengusaha catering untuk tamu yang berkunjung untuk menyapa usahanya. Dari sirkulasi masjid yang tiada sepi ini, perguliran ekonnomi wargapun ikut bergairah atau lebih bersemangat. Boleh dikata tiada tenaga yang terbuang sia-sia (Wawancara dengan Ahmeda Aulia Biro Komunikasi untuk Umat “KAUM” Minggu 9 April 2017 19.30).
Penyedia konsumsi bagi para pengunjung masjid yang melakukan studi banding hampir setiap hari terus berdatangan. Sehingga takmir masjidpun sering mendapatkan pesanan dan oleh-oleh dari wisatawan yang berkunjung. Tentunya usaha-usaha catering jama’ah inilah yang mendapat amanah untuk memenuhi pesanan dari pengunjung. (Wawancara dengan Ahmeda Aulia Biro Komite Aksi untuk Umat “KAUM” Masjid Jogokariyan , 10 April 2017)
Masjid Jogokariyan dalam mengembangakan UMKM jama’ah dengan menempuh jalan pelatihan ketrampilan serta memotivasi untuk senangtiasa meningkatkan taraf hidup, serta pemberian suntikan dana atau modal usaha bagi jama’ah masjid. Penguatan jaringan bisnis antar jama’ah dijalin dengan rapi. Hal ini tampak dengan jelas di berbagai usaha yang dijalankan oleh jama’ah masjid salah satunaya usaha catering yang berada di sekitar Masjid Jogokariyan. Untuk meningkatkan omset jama’ah dan kepercayaan para pelanggan maka pelabelan masjid pun juga di lakukan oleh segenap pengusaha binaan masjid jogokariyan. Selain itu harapan dari pemberian modal pengembangan UMKM jama’aj masjid tidak lain untuk mensejahterkan umat menuju jama’ah mandiri. Sehingga muzzaki dalam peta dakwah Masjid Jogokariyan meningkat (Wawancara dengan bapak Hari Haryanto Tiem Trener dan motivator masjid Jogokariyan Yogyakarta, Sabtu 8 April 2017 13.00 WIB).
Adapun prinsip-prinsip pengembangan UMKM jama’ah yang diterapkan oleh takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta meliputi :
1.    Mengidentifikasi profil jama’ah yang akan mendapatkan modal batuan usaha. Modal bantuan usaha yang diberikan pihak pengelola masjid dan diperioritaskan bagi jama’ah fakir miskin.
2.    Mengidentifikasi potensi, bakat serta kreativitas jama’ah dalam pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan Masjid Jogokariyan
3.    Memberikan harapan serta peluang yang cukup kepada jama’ah untuk mengeksplore potensi yang dimiliki dengan mempraktekkan hasil pelatihan yang telah di ikuti
4.    Mengevaluasi serta memberikan bimbingan rohani sekaligus mentoring pada setiap hari Kamis pagi sebagai kegiatan rutin masjid. Yakni sholat dhuha munfaridan kajian Islami skaligus evaluasi dan mentoring bagi jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta yang dipimpin lagsung oleh ustadz Jazir, A.S.P (Wawancara dengan ustadz Haryanto , Tim Trainer Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Minggu 8 April 2017 di kantor kesekretariatan Masjid Jogokariyan)
4.      Pengawasan (controling) Pengembangan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Dalam suatu kegiatan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan perlu adanya suatu evaluasi guna mengetahui hasil yang diperoleh. Proses pengawasan atau evaluasi yang dilakukan oleh takmir masjid kepada jama’ah dengan tujuan memantau perkembangan yang telah dicapai, serta kendala apa yang terjadi saat kegiatan berlangsung. Pengawasan dan pemberian motivasi ini dilakukan setiap kamis pagi dengan kegiatan rutin dhuha munfaridan. Kemudian dilanjut dengan konsultasi sekaligus evaluasi yang dipimpin langsung oleh dewan syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta.
Usaha takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta dalam pengembangan UMKM jama’ah yakni dengan menerapkan pembinaan rutin setiap hari kamis pagi setelah sholat duha munfaridan, yang di isi langsung oleh ustadz Jazir ASP selaku dewan syuro Masjid Jogokariyan (Wawancara dengan bapak Haryanto Tim Trainer Masjid Jogokariyan 9 April 2017 di srambi Masjid). Sistem top down – botton up antara dewan syuro Masjid Jogokariyan dengan jama’ah masjid sebagai media konsultasi dan pemberian arahan, bimbingan serta motivasi dari  Hal ini juga di bantu dengan adanya tim fasilitator selaku motivator ataupun konsultan yang siap sedia berkontribusi untuk membina jama’ah baik dari segi moril maupun materi. Proses pengembangan UMKM jama’ah ini juga mempunyai harapan besar bagi kesejahteraan jama’ah dalam berbagai aspek terlebih dalam bidang ekonomi. Karena tidak di pungkiri ketercukupan dalam bidang ekonomi bagi setiap jama’ah adalah salah satu factor yang paling penting dalam menggapai kebahagiaan hidup. Tentunya kebahagiaan hidup ini di imbangi dengan ketaqwaan dan keimanan dengan senantiasa menjalankan printah Nya dan menjauhi larangannya. Salah satunya dengan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan masjid seperti sholat berjama’ah di masjid, kajian Islami, pengajian, tadarus Al-Qur’an dll.

D.     Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan UMKM Jama’ah Massjid Jogokariyan Yogyakarta
1.      Faktor Pendukung Pengembangan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Ketercukupan dalam bidang ekonomi bagi setiap orang dalam menjalani kehidupan adalah salah satu faktor yang paling penting untuk menggapai kebahagiaan. Karena tidak ada seseorangpun yang tidak mempunyai cita-cita hidup bahagia. Meskipun kebahagiaan tidak hanya diukur dengan finansial yang melimpah, namun hal itu menjadi pilar penting untuk mewujudkannya. Bahkan setiap orang senantiasa berusaha dengan berbagai macam ragam kegiatan untuk memenuhi faktor yang satu ini. Hanya saja fenomena yang ada menunjukan bahwa tidak semua orang memperoleh nasib mendapatkan kemudahan dalam meraihnya. Sekalipun potensi dimiliki dan kesempatan ada, akan tetapi masih membutuhkan hal-hal yang lain untuk mewujudkannya
Pengembangan UMKM jama’ah dan pembaharuan inovasi dalam bidang manajerial seperti planning, organizing, actuating, controlling, evaluating, menjadi pondasi dasar dalam pengelolaan UMKM jama’ah yang sedang dirintis. Mulai dari perencanaan bisnis, pengadaan dan pengelolaan bahan baku, pengecekan, perawatan, pengawasan terhadap karyawan, evaluasi kinerja dll. Dalam meningkatkan kualitas, cara kerja dan sarana hidup, serta memaksimalkan potensi sumberdaya alam yang ada. Manajemen pengembangan UMKM jama’ah yang diterapkan oleh takmir Masjid Jogokariyan merupakan sebuah usaha jangka panjang dalam proses pengembangan (organization development) terhadap jama’ah masjid khususnya bagi mereka yang telah mendapatkan dana stimulant untuk pengembangan modal usaha. Selain dengan pelatihan (couching). Hal ini menjadi salah satu factor pendukung pengembangan UMKM jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta.
Adapun faktor pendukung pengembangan UMKM jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta adalah :
1.    Masjid Jogokariyan yang strategis yakni terletak di tengah-tengah kampung Jogokariyan tepatnya berada di pinggir jalan raya yang mudah di lalui moda transportasi, sehingga menjadikan masjid ini tempat yang sangat strategis bagi perkembangan dakwah. Mudah diakses bagi jama’ah dari berbagai wilayah.
2.    Rekam data yang dimiliki pengurus masjid Jogokariyan dapat mempermudah proses pendataan jama’ah
3.    Modal usaha yang diberikan masjid kepada jama’ah tidak wajib untuk dikembalikan pihak masjid dalam artian jika usaha yang digeluti lancar
4.    Jangkauan yang mudah untuk komunikasi dan kordinasi bagi para pengurus dan jama’ah masjid jogokaryan
5.    Pelayanan diberbagai bidang dengan SDM yang sesuai dengan beground atau latar belakang riwayat pekerjaan yang di tempatkan di masing masing biro yang terdapat di dalam struktur kepengurusan masjid
6.    Pola koordinasi dan evaluasi yang istiqomah dilakukan setiap kamis pagi setalah kegiatan rutin Kamis Dhuha dilanjut pembinaan sekaligus motivasi bagi jama’ah termasuk jama’ah yang mendapatkan bantuan modal usaha untuk melakukan bimbingan. Pola kordinasi komunikasi Kamis pagi ini langsung di pimpin oleh dewan syuro Masjid Jogokariyan Bapak H.M Jazir SAP.
7.    Adanya sistem kekeluargaan yang terjalin antara pengurus takmir dengan jama’ah Masjid Jogokariyan sehingga tidak ada rasa canggung untuk menyampaikan aspirasi serta keluhan yang ada di masyarakat.
2.   Faktor Penghambat Pengembangan UMKM Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta
Secara umum hasil yang diperoleh dalam penerapan manajemen pengembangan UMKM jama’ah masjid tidak lepas dari peran manajemen masjid Jogokariyan Yogyakarta. Sebab didalam manajemen masjid terdapat suatu proses pencapaian tujuan melalui diri sendiri dengan orang lain, didalamnya terkandung proses ketauladanan dan kepemimpinan yang melibatkan semua potensi umat dalam membina kehidupan bermasyarakat melalui optimalisasi peran dan fungsi berdasarkan nilai-nilai Islam (Suherman, 2012 : 26).
Namun dalam pelaksanaannya tentu terdapat berbagai hambatan baik dari segi personal jama’ah maupun pihak pengurus masjid. Hal ini dapat memberikan pelajaran kepada kita semua untuk tetap belajar dan tetap berusaha semaksimal mungkin. Adapun penghambat dalam pengembangan UMKM jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta adalah:
1.      Kurangnya muzzaki Baitu Mal Masjid Jogkariyan sehingga pihak takmir membatasi nominal dalam pemberian modal usaha bagi jama’ah masjid
2.      Kurangnya keuletan dalam penguasaan ketrampilan dalam berusaha dalam diri jama’ah
3.      Media pemasaran bagi para jama’ah yang memiliki usaha kecil sebatas kampong Jogokariyan
4.      Masih kurangnya biaya permodalan bagi setiap jama’ah yang merintis usahanya dari NOL
5.      Kurangnya rasa keistiqomahan jama’ah yang telah mendapatkan modal bantuan usaha terhadap keikutsertaan kegiatan Masjid Jogokariyan Yogyakarta
6.      Kurangnya Follow Up yang maksimal dari pihak pengelola masjid terhadap perkembangan UMKM jama’ah yang di berikan bantuan modal usaha



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proposal Training Tour Leader

PROPOSAL A.     Pendahuluan Generasi muda adalah generasi harapan bangsa yang akan membawa perubahan besar untuk negeri ini. Terlebih Mahasiswa sebagai agen penggerak perubahan dan Sosial ( Agent of Change and Social ) memiliki peran yang sangat urgen sebagai pemegang estafet kepemimpinan di masa mendatang serta menjadi pelopor terbentuknya perekonomian nasional yang tangguh dan profesional. Oleh karena itu sudah saatnya dilakukan perubahan paradigma berpikir di kalangan mahasiswa, yaitu dari pola pikir sempit mencari kerja setelah lulus kuliah menjadi pencipta lapangan kerja yang berbasis pada penciptaan usaha kecil ,menengah, sampai pada penciptaan usaha berskala besar sehingga Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan menjadi pelopor pencetak wirausaha-wirausaha muda yang berkualitas. Oleh sebab itu dibutuhkan pengetahuan kemampuan serta keyakinan dalam berwirausaha yang berkualitas. Bahasa , merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia se...

Contoh Soal Ujian Akhir Semester Filsafat Islam

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH                : Filsafat Islam DOSEN                         : Dr. Ilyas Supena, M.Ag Sifat Ujian                  : Open Book (dilarang kerjasama)   Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas! 1.      Di era klasik, Filsafat Islam berkembang di dua wilayah dengan arah perkembangan orientasi yang berbeda; Baghdad di satu sisi dan Andaluis di sisi lain. Jelaskan orientasi pemikiran filsafat yang berkembang di Baghdad! Jelaskan orientasi pemikiran filsafat yang berkembang di Andalusia!