OBSERVASI
PENERAPAN PENGORGANISASIAN
DAKWAH
(THANZIM) DALAM UKM KORDAIS
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Manajemen Dakwah
Dosen
Pengampu : Saerozi.,S.Ag.,M.pd.
Disusun
Oleh :
Roni Cahyo
Utomo (131311010)
Muhammad Kamil
Syarif (131311011)
Alfiyatur
Rofikoh (131311011)
Sukmawati
Maghfurina Hasyim (131311013)
Reni Megawati (131311014)
Ristian Janur
Prihanadi (131311015)
MANAJEMEN
DAKWAH
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian.
Pertama organisasi diartikan sebagai lembaga atau kelompok fungsional,
miasalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan
pemerintah. Kedua merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana
pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan
organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri
diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan
bersama.
Dengan
demikian, pengorganisasian memiliki arti penting bagi proses dakwah, sebab
dengan dibagi-baginya kegiatan dalam tugas-tugas yang lebih rinci kepada pelaksana-pelaksana
yang telah diseleksi akan terhindar dari adanya penumpukan tugas berada pada
satu atau dua orang saja. Jadi, pengorganisasian mengandung unsur koordinasi
untuk menemukan kepastian dari berbagai perbedaan-perbedaan berbagai unsur demi
terciptanya harmonisasi dalam tugas dakwah.
Pengorganisasian
dalam suatu Unit Kegiatan Mahasiswa seringkali terjadi kendala terutama hal
keloyalitasan dan tanggungjawab setiap anggotanya terhadap organisasi itu
sendiri. Hal ini sangat ironis ketika tidak ada kordinasi dan kerjasama satu
sama lain atara anggota satu dengan lainnya atau bahkan dari pimpinan kepada
anggotanya. Semua ini akan berimbas pada tujuan awal berdirinya organisasi itu
sendiri.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Pengorganisasian Dakwah dalam UKM Kordais
?
2.
Bagaimana wujud dari pengorganisasian dalam UKM Kordais?
3.
Apasajakah tujuan pengorganisasian dalam UKM
Kordais ?
4.
Bagaimanakah keterkaitan observasi terhadap
teori yang ada ?
1.3
Tujuan
Observasi
1.
Mengetahui dan mengamati pengorganisasian dakwah dalam UKM Kordais.
2.
Mengetahui wujud dari pengorganisasian dalam UKM Kordais.
3.
Mengetahui manfaat pengorganisasian dalam UKM Kordais.
4.
Mengetahui keterkaitan observasi terhadap teori yang ada.
1.4
Metode
Obsevasi
Metode penelitian yang digunakan adalah
metode observasi partisipan dengan teknik wawancara yang berdasarkan dengan
berbagai pertanyaan yang telah direncanakan. Tahap penelitian dalam observasi
yang kami lakukan yakni observasi lokasi atau peninjauan langsung di PKM
Kordais, kemudian mewawancarai secara
langsung ketua umum UKM Kordais beserta kordinator per Devisi di dalam UKM
Kordais tersebut.
BAB II
HASIL
DATA OBSERVASI
2.1 Pofil Unit Kegiatan Mahasiswa Korp Da’i Islam
(UKM Kordais)
Sebagai pengemban nama kaum
terpelajar, yakni mahasiswa sebagai agen penggerak
perubahan dan Sosial (Agent of Change and Social) memiliki peran yang
sangat urgen sebagai pemegang estafet kepemimpinan di masa mendatang dengan bekal pengetahuan dan agama yang kuat serta menjadi pelopor Unit Kegiatan
Mahasiswa Korp Da’i Islam (UKM KORDAIS) yang berada di lingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
IAIN Walisongo Semarang, UKM
ini berusaha untuk mengembangkan potensi dalam dakwah dan seni sebagai salah
satu upaya kami untuk menumbuhkan kecintaan seni islam dikalangan pemuda
sebagai media dakwah, Adapun Progarm kerja dari UKM Kordais sendiri meliputi
kegiatan selapanan, Miladiyah, bakti sosial, santunan yatim-piatu dan lain
sebagainya.
Salah satu tujuan dirikannya UKM Kordais dengan di tunjang berbagai program kerja yang sudah di
rencanakan yakni Ikut berpartisipasi dalam pengembangan khazanah keilmuan
khususnya dalam pendidikan dan keislaman dalam upaya meningkatkan kualitas diri
untuk mencapai kemajuan peradaban dan kesejahteraan bangsa.
Mengoptimalkan seni budaya
Islam sebagai sarana kreatifitas bagi mahasiswa. Unit Kegiatan Mahasiswa
Kordais juga memiliki berbagai devisi guna menampung dan melatih minat bakat
mahasiswa IAIN Walisongo Semarang. Devisi yang dimiliki UKM Kordais antara lain
Devisi Khitobah, Rebana, Tilawah, Kitab kuning, Tahfidz,dan devisi Kaligrafi.
Setiap minggunya per devisi mempunyai waktu sendiri untuk berlatih
mengembangkan bakat bakat mahasiswa di
damping kordinatorny
2.2
Hasil
Observasi Wawancara
Narasuber : Ketua Umum UKM Kordais
Saudara Fuad Risqy (Mubaligh Muda, Pembicara di TVRI Jateng dan Pro TV)
Kordinator Devisi Kaligrafi Saudara Qudsi
Al Amri
Wakil Kordinator Devisi Rebana “Mahabatur Rasul” Saudara Rizka
Wakil
Kordinator Devisi Tahfidz Saudara Faiz
1.
Bagaimana Pengorganisasian Dakwah dalam UKM
Kordais ?
Pengorganisasian
yang dilakukan dalam UKM Kordais ini
kami melakukan semacam pengelompokan anggota untuk mencapai tujuan yang telah
di rencanakan dalam Rapat Kerja (RaKer). Jadi pengelompokan itu akan membantu
proses tercapai dan terwujudnya tujuan
awal UKM ini. Setelah di kelompokan lalu di bentuk tugas serta wewenang yang
telah di sepakati bagi setiap kelompoknya. Antara lain merekrut anggota baru UKM
Kordais. Dari Panitia merapat membikin stand pendaftaran anggota baru di taman
dakwah. Dan ternyata tahun sekarng peminat dari fakultas lain meningkat.
Sesudah itu di lakukan skrening guna penjaringan bakat dan minat sesuai devisi
yang mereka pilih sebagai angggota baru UKM Kordais semester satu. Setelah itu
pembagian waktu latihan disetiap devisinya.
Pentingnya
pengorganisasian dalam suatu organisasi kami terapkan dalam MAPETARU (masa penerimaan anggota baru). Agenda ini
dibutuhkan koordinasi antara panitia dan anggotanya ataupun panitia dengan
ketua umumnya. Jika tidak adanya koordinasi dan kerjasama yang baik, maka akan
terjadinya miss komunikasi. Setiap panitia dalam agenda MAPERARU harus
mengetahui tugas-tugas yang harus dilaksanakan, dan jangan sampai salah tugas
bahkan dauble job atau malah tidak kerja sama sekali. Agenda ini bertujuan
untuk melatih mantal dan keloyalitasan setiap anggota Kordais untuk bertanggung
jawab atas bakat minat yang mereka pilih, serta mengikuti agenda-agenda yang
telah di programkan dari UKM Kordais.
2.
Bagaimana wujud dari
pengorganisasian dalam UKM Kordais?
Wujud
dari adanya pengorganisasian dalam UKM Kordais, salah satunya terbentuknya
stuktur organisasi. (narasumber sambail menunjukkan stuktur organisasi yang
tertera di dinding UKM Kordais). Di sini kami membagi beberapa bagian guna
melaksanakan wewenang dalam setiap jabatannya. “Jadi saya tekankan bahwasanya
setiap orang yang menjadi pengurus UKM Kordais dan tertera namanya dalam
stuktur ini, harus bertanggung jawab serta melakukan program kerja yang telah
di tetapkan dalam rapat kerja (RAKER) untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan.” (pernyataan dan ketegasan narasumber). Pengorganisasian juga
terdapat dalam setiap Devisi. Jadi di bawah Kordinator setiap Devisi akan di
bentuk struktur kepengurusan. Sehingga mempermudah koordinator dalam
menjalankan program kerja
Pengorganisasian dakwah lebih di tekankan
lagi dalam setiap devisi yang ada di dalam UKM Kordais. Antara lain devisi
Khitobah (sambil menunjuk stuktur organisasi yaitu koordinator devisi
khitobah). Saudara Edmi Istifaryadi,
Kordinator Tilawah saudara Anam, Kordinator tahfidz Saudari Mutmainnah,
Kordinator Kitab Kuning Saudara Ibnu waseu, kordinator Rebana Saudara Bagus .
Ketika kelompok kami melakukan wawancara
kepada wakil koordinator Tahfidz beliau menyatakan bahwasanya “Mahasiswa
peminat devisi Tahfidz tahun ini meningkat dari tahun kemaren. Hal ini di
prediksi karena pada tahun ini ada mata kuliyah wajib yaitu Hifdzul Qur’an”.
Devisi Tahfidz sebagai sarana mempermudah mahasiswa untuk menghafal dan
muroja’ah. Dari devisi Tahfidz sendiri mempunyai program kerja antara lain
setoran hafalan setiap di sertai pelatihan makhorijul huruf, Tajwid dsb. Devisi
Tahfidz juga mempunyai program selapanan yaitu Sima’aan Alqur’an Binadzor.
Adapun Pemaparan dari wakil kordinator
Rebana “Mahabatur Rasul” saudara Riska Yasin “Mengatakan Bahwasanya “Pentingnya
suatu pengorganisasian dalam suatu organisasi guna memperlancar program program
yang sudah di terapkan” Misalnya ketika grup rebana Mahabbahtur Rasul, dapat
undangan tampil di berbagai acara. Koordinasi, komunikasi dan kerjasama antar
kordinator dan juga anggotanya sangat di butuhkan. Fungsi pengorganisasian
sendiri untuk meminimalisir kesalahfahaman antar anggota.
3.
Apasajakah Tujuan
pengorganisasian dalam UKM Kordais?
Tujuan pengorganisasian Dakwah tak lepas
dari hasil rapat kerja yang dilakukan di awal setelah terbentuknya struktur
kepengurusan UKM Kordais. Antara lain Mengkordinasikan tugas dan wewenang
setiap jabatan . Jadi dalam struktur yang kami buat ada garis kordinasi dimana
garis wewenang yang di tugaskan sangat menunjang perkembangan dan suksesnya UKM
Kordais kedepannya. Selain itu tujuan pengorganisasian Dakwah untuk membagi
kegiatan dakwah serta tanggungjawab setiap jabatan . Dalam setiap devisi atau
departemen yang ada dalam UKM Kordais memiliki program kerja yang harus mereka
jalankan dan hal itu membutuhkan kordinasi untuk mensukseskan agenda tersebut.
Serta nantinya akan di bentuk kepanitiaan baru di setiap kegiatan yang di
lakukan di UKM Kordais . Misal Acara Selapanan, akan di bentuk Panitia Selapan
yang terdiri dari Ketua Panitia Sekretaris Bendahara Humas Sie konsumsi Sie
Acara Sie Perlengkapan Sie dokumentasi dsb.
4.
Keterkaitan Observasi terhadap teori
yang ada
A.
Pengorganisasian Dakwah
Pengorganisasian atau “al-thanzim” adalah
seluruh proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tanggung jawab, dan
wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan. Definisi tersebut menunjukkan, bahwa pengorganisasian merupakan
langkah pertama ke arah pelaksanaan rencana yang telah tersusun sebelumnya.[1]
Pengorganisasian menurut Handoko (2003) ialah (1)
penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi. (2) proses perencanaan dan pengembangan suatu organisasi yang akan
membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan. (3) penugasan tanggung jawab tertentu.
(4) pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada induvidu-induvidu untuk
melaksanakan tugas-tugasnya. Ditambah pula oleh Handoko (2003) pengorganisasian
adalah pengaturan kerja bersama sumber daya keuangan, fisik dan manusia dalam
organisasi. Pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan
yang meliputinya.[2]
Pengertian dakwah dari segi bahasa yaitu panggilan,
seruan arau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut masdar.
Sedangkan bentuk kata kerja atau fi’ilnya adalah da’a yad’u yang berarti
memanggil menyeru atau mengajak.
Pengertian dahwah secara istilah menurut Letjen H.
Sudirman, dalam tulisannya yang berjudul Problematika
Dahwah Islam di Indonesia memberikan definisi dakwah sebagai berikut: “
Usaha untuk merealisasikan ajaran Islam di dalam kenyataan hidup hari-hari baik
bagi kehidupan seseorang, maupun kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata
hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat manusia untuk memperoleh
keridlaan Allah s.w.t.”
Pengertian dakwah didalam buku yang berjudul
Manajemen Da’wah Islam yaitu merupakan proses penyelenggaraan suatu usaha atau
aktifitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja.[3]
Jadi definisi Pengorganisasian
Da’wah adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan
tujuan bersama, dan pengaturan kerja sumber daya manusia dalam rangka mencapai
tujuan.
Pengorganisasian
atau al-thanzim dalam pandangan islam bukan semata-mata merupakan wadah,
akan tetapi lebih menekankan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan secara rapi,
teratur, dan sistematis. Adapun dasar pengorganisasian dalam Al-Qur’an surat
ash-Shaff ayat:4:
¨bÎ)
©!$# =Ïtä
úïÏ%©!$#
cqè=ÏG»s)ã Îû ¾Ï&Î#Î6y
$yÿ|¹
Oßg¯Rr(x.
Ö`»u÷Yç/
ÒÉqß¹ö¨B
ÇÍÈ
Sesungguhnya
Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Sedangkan
hadis Nabi Muhammad SAW:”allah sangat menyukai jika seseorang melakukan
perbuatan terutama dilakukan dengan itqam (kesungguhan dengan keseriusan)” HR.
Thabarani.
Pada
hakikatnya proses pengorganisasian ini akan menghasilkan sebuah rumusan
organisasi dan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Jadi, yang
ditonjolkan adalah wewenang yang mengikuti tanggung jawab, bukan tanggung jawab
yang mengikuti wewenang.
Tugas
bagi para da’i adalah merancang sebuah stuktur organisasi yang memungkinkan
mereka untuk mengerjakan program dakwah secara efektif dan efisien untuk
mencapai sasaran-sasaran dan tujuan organisasi. Poin yang harus diperhatikan
dalam pengorganisasian, yaitu:
1. Organizational
Design (desain organisasi)
2. Organizational
Strukture (stuktur organisasi)
Stuktur
organisasi adalah kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka itu
tugas-tugas jabatan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan koordinasikan.
Desain
organisasi, yaitu suatu proses yang melibatkan keputusan-keputusan mengenai
spesialisasi kerja, departementalisasi, rantai komando, rentang kendali,
sentrelisasi dan desentralisasi, serta formalisasi. Jadi, pengorganisasian dakwah itu pada hakikatnya adalah sebagai
tindakan pengelompokan, seperti subjek, objek dakwah, dan lain-lain.
Rosyid
Saleh mengemukakan, bahwa rumusan pengorganisasian dakwah itu adalah “rangkaian
aktiva menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha
dakwah dengan jalan membagi dan mengelompokan pekerjaan yang harus
dilaksanakan, serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja di antara
satuan-satuan organisasi atau petugasnya.[4]
B. Prinsip-prinsip
Dasar Organisasi dan Manajemen Dakwah
1.
Prinsip konsolidasi[5]
Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap organisasi dakwah
harus selalu dalam keadaan mantap dan stabil, jauh dari konflik, dan terhindar
dari perpecahan, baik lahir maupun batinian. (QS Ali Imran (3): 103).
2.
Prinsip koordinasi
Prinsip ini berarti bahwa organisasi dakwah harus mampu memperlihatkan
kesatuan gerak dalam suatu komando. Ketertiban dan keteraturan merupakan ciri
khasnya, karena prinsip koordinasi[6]
mengisyaratkan betapa banyaknya pembagian kelompok kerja.
3.
Prinsip sabar dan
istiqomah
Nilai-nilai sabar dan istiqomah yang digerakkan dengan landasan
iman dan taqwa dapat melahirkan semangat dan potensi rohaniah yang
menjadikan dakwah sebagai kebutuhan
umat. (QS Fuhshilat (41): 30).
C. Bentuk-bentuk
Organisasi Dakwah
1.
Organisasi Garis
Bentuk ini menjelaskan bahwa kekuasaan pimpinan langsung kepada
kepala bagian dan kemudian kepada staf.
2.
Organisasi Garis dan
staf
Bentuk ini merupakan kombinasi pemberdayaan antara pengawasan
langsung oleh atasan kepada bawahan dan spesialisasi bagi staf dalam organisasi
tersebut.
3.
Organisasi fingsional
Pada bentuk organisasi ini masing-masing kepala bagian adalah
spesialis dan para staf masih
dikendalikan oleh beberapa pimpinan.
4.
Organisasi komite
Organisasi komite merupakan asas “Brainstorming” (arah pendapat
antara berbagi unit fungsional dalam aktivitas organisasi).
5.
Organisasi matriks
Organisasi ini disebut dengan organisasi manajemen proyek,
yaitu struktur pengorganisasian yang spesialisasi antar bagiannya dipadukan
untuk melaksanakan aktivitas tertentu.
D. Srategi
dan stuktur dakwah
Stuktur
organisasi dakwah adalah sarana untuk menolong para manajer dakwah dalam
mencapai sasaran. Strategi dan stuktur dalam organisasi dakwah difokuskan pada
unsur-unsur sebagai berikut:[7]
1. Inovasi
pada pelaku dakwah yang akan mencerminkan usaha organisasi untuk mengejar
inovasi menghadapi mad’u.
2. Minimalisasi
biaya yang mencerminkan usaha organisasi untuk melakukan pengendalian biaya
secara ketet dalam aktivitas dakwah.
Faktor
yang mempengaruhi srategi dan stuktur organisasi dakwah dalam pengorganisasiannya adalah:
1. Takaran
dan struktur
Besar kecilnya
organisasi dakwah akan mempengaruhi struktur.
2. Teknologi
dan struktur
Stuktur organisasi dakwah akan menyelesaikan diri dengan
perubahan teknologi yang berkembang dalam masyarakat, karena arus globalisasi
informasi dan teknologi akan membawa dampak yang sangat signifikan terhadap
komunikasi, aktivitas dan desain dakwah.
3. Ketidakpastian
lingkungan
Pada tataran aplikasi, sering kali organisasi dakwah akan
menghadapi kondisi ketidakpastian lingkungan. Oleh karenanya salah satu cara
untuk mengantisipasi kondisi tersebut adalah melalui penyesuaian dalam
struktur. Disamping adanya faktor eksternal, ketidakpastian juga disebabkan
oleh faktor internal, penataan struktur yang tidak tepat.
E.
Tujuan pengorganisasian
Tujuan dari pengorganisasian adalah:
1. Membagi
kegiatan-kegiatan dakwah menjadi departemen-departemen atau devisi-devisi dan
tugas-tugas yang terperinci dan spesifik.
2. Membagi
kegiatan dakwah serta tanggung jawab yang berkaitan dengan masing-masing
jabatan atau tugas dakwah.
3. Mengoordinasikan
berbagai tugas organisasi dakwah.
4. Mengelompokkan
pekerjaan-pekerjaan dakwah ke dalam unit-unit.
5. Membangun
hubungan dikalangan da’I, baik secara individual, kelompok, dan departemen.
6. Menetapkan
garis-garis wewenang formal.
7. Mengalokasikan
dan memberikan sumber daya organisasi dakwah.
8. Dapat
menyalurkan kegiatan-kegiatan dakwah secara logis dan sistematis.
BAB. III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengorganisasian
dakwah dengan pandangan islam bukan semata-mata merupakan wadah, akan tetapi
lebih menekankan bagaimana pekerjaan dilakukan secara rapi, teratur dan
sisitematis. Sedangkan tugas para da’I adalah merancang sebuah struktur
organisasi yang memungkinkan mereke mengerjakan program dakwah secara efektif
dan efisien untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Pentingnya sebuah
stuktur organisasi dalam kepengurusan adalah kerangka kerja formal organisasi.
Oleh sebab itu kerangka ini sebagai konsep tugas-tugas dan jabatan dibagi-bagi,
dikelompokkan dan di koordinasikan.
Jadi
pengorganisasian dakwah pada hakikatnya adalah suatu tindakan pengelompokkan seperti
subjek, objek dakwah dan lain-lain. Sedangkan stuktur organisasi dakwah adalah
sarana untuk menolong para meanjer dakwah dalam mencapai sasaran. Stategi dan
stuktur dalam organisasi dakwah di fokuskan pada unsur-unsur inovasi para
pelaku dakwah yang akan mencerminkan usaha organisasi untuk mengejar inovasi
menghadapi mad’u serta melakukan pengendalian biaya dalam aktivitas dakwah.
B. Penutup
Demikian
laporan observasi pengorganisasian dakwah dalam UKM Kordais yang kami amati. Pepatah Arab mengatakan "الإنسان محل الخطاء و النسيان"
yang berarti “Manusia adalah tempatnya salah dan lupa”.Begitu pula dengan
penulisan makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan serta kurangnya rujukan atau referensi. Penulis
berharap pembaca budiman dapat memberikan kritik dan saran yang konstruktif
kepada pemakalah demi sempurnanya laporan observasi ini. Semoga laporan ini beserta teori yang ada
bermanfaat bagi penulis dan pembaca budiman. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Munir, Muhammad dan Wahyu ilaihi Manajemen
Dakwah Jakarta Kencana :2012
Saputra,
Wahidin , Pengantar Ilmu Dakwah, PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2012
Shaleh,
Rosyad, Abdul, Manajemen Da’wah Islam,
Jakarta: Bulan Bintang,1977
Usman,
Husaini, Manajemen Teori Praktik dan
Riset Pendididkan, Jakarta:Bumi Aksara,2013
KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Komentar
Posting Komentar