Langsung ke konten utama

Observasi Penerapan Pengorganisasian Dakwah (Tanzim ) Dalam UKM Kordais


OBSERVASI PENERAPAN PENGORGANISASIAN
DAKWAH (THANZIM) DALAM UKM KORDAIS

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Dakwah
Dosen Pengampu : Saerozi.,S.Ag.,M.pd.









Disusun Oleh :
Roni Cahyo Utomo                        (131311010)
Muhammad Kamil Syarif                (131311011)
Alfiyatur Rofikoh                            (131311011)
Sukmawati Maghfurina Hasyim       (131311013)
Reni Megawati                               (131311014)
Ristian Janur Prihanadi                    (131311015)

MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
        Istilah organisasi mempunyai dua pengertian. Pertama organisasi diartikan sebagai lembaga atau kelompok fungsional, miasalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintah. Kedua merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
       Dengan demikian, pengorganisasian memiliki arti penting bagi proses dakwah, sebab dengan dibagi-baginya kegiatan dalam tugas-tugas yang lebih rinci kepada pelaksana-pelaksana yang telah diseleksi akan terhindar dari adanya penumpukan tugas berada pada satu atau dua orang saja. Jadi, pengorganisasian mengandung unsur koordinasi untuk menemukan kepastian dari berbagai perbedaan-perbedaan berbagai unsur demi terciptanya harmonisasi dalam tugas dakwah.
       Pengorganisasian dalam suatu Unit Kegiatan Mahasiswa seringkali terjadi kendala terutama hal keloyalitasan dan tanggungjawab setiap anggotanya terhadap organisasi itu sendiri. Hal ini sangat ironis ketika tidak ada kordinasi dan kerjasama satu sama lain atara anggota satu dengan lainnya atau bahkan dari pimpinan kepada anggotanya. Semua ini akan berimbas pada tujuan awal berdirinya organisasi itu sendiri.
1.2  Rumusan Masalah
1.         Bagaimana Pengorganisasian Dakwah dalam UKM Kordais ?
2.         Bagaimana wujud dari pengorganisasian  dalam UKM Kordais?
3.         Apasajakah tujuan pengorganisasian dalam UKM Kordais ?
4.         Bagaimanakah keterkaitan observasi terhadap teori yang ada ?
1.3  Tujuan Observasi
1.         Mengetahui dan mengamati pengorganisasian dakwah dalam UKM Kordais.
2.         Mengetahui wujud dari pengorganisasian dalam UKM Kordais.
3.         Mengetahui manfaat pengorganisasian dalam UKM Kordais.
4.         Mengetahui keterkaitan observasi terhadap teori yang ada.
1.4  Metode Obsevasi
       Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi partisipan dengan teknik wawancara yang berdasarkan dengan berbagai pertanyaan yang telah direncanakan. Tahap penelitian dalam observasi yang kami lakukan yakni observasi lokasi atau peninjauan langsung di PKM Kordais,  kemudian mewawancarai secara langsung ketua umum UKM Kordais beserta kordinator per Devisi di dalam UKM Kordais tersebut.

   BAB II
HASIL DATA OBSERVASI

2.1 Pofil Unit Kegiatan Mahasiswa Korp Da’i Islam (UKM Kordais)
Sebagai pengemban nama kaum terpelajar, yakni mahasiswa sebagai agen penggerak perubahan dan Sosial (Agent of Change and Social) memiliki peran yang sangat urgen sebagai pemegang estafet kepemimpinan di masa mendatang dengan bekal pengetahuan dan agama yang kuat serta menjadi pelopor Unit Kegiatan Mahasiswa Korp Da’i Islam (UKM KORDAIS) yang berada di lingkungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Walisongo Semarang, UKM ini berusaha untuk mengembangkan potensi dalam dakwah dan seni sebagai salah satu upaya kami untuk menumbuhkan kecintaan seni islam dikalangan pemuda sebagai media dakwah, Adapun Progarm kerja dari UKM Kordais sendiri meliputi kegiatan selapanan, Miladiyah, bakti sosial, santunan yatim-piatu dan lain sebagainya.
Salah satu tujuan dirikannya UKM Kordais dengan di tunjang  berbagai program kerja yang sudah di rencanakan yakni Ikut berpartisipasi dalam pengembangan khazanah keilmuan khususnya dalam pendidikan dan keislaman dalam upaya meningkatkan kualitas diri untuk mencapai kemajuan peradaban dan kesejahteraan bangsa. Mengoptimalkan seni budaya Islam sebagai sarana kreatifitas bagi mahasiswa. Unit Kegiatan Mahasiswa Kordais juga memiliki berbagai devisi guna menampung dan melatih minat bakat mahasiswa IAIN Walisongo Semarang. Devisi yang dimiliki UKM Kordais antara lain Devisi Khitobah, Rebana, Tilawah, Kitab kuning, Tahfidz,dan devisi Kaligrafi. Setiap minggunya per devisi mempunyai waktu sendiri untuk berlatih mengembangkan bakat bakat mahasiswa  di damping kordinatorny
2.2  Hasil Observasi Wawancara
Narasuber  : Ketua Umum UKM Kordais Saudara Fuad Risqy (Mubaligh Muda, Pembicara di TVRI Jateng dan Pro TV)
                      Kordinator Devisi Kaligrafi Saudara Qudsi Al Amri
                      Wakil Kordinator  Devisi Rebana “Mahabatur Rasul” Saudara Rizka
                      Wakil Kordinator Devisi Tahfidz Saudara Faiz
1.         Bagaimana Pengorganisasian Dakwah dalam UKM Kordais ?
       Pengorganisasian yang dilakukan  dalam UKM Kordais ini kami melakukan semacam pengelompokan anggota untuk mencapai tujuan yang telah di rencanakan dalam Rapat Kerja (RaKer). Jadi pengelompokan itu akan membantu proses tercapai dan terwujudnya  tujuan awal UKM ini. Setelah di kelompokan lalu di bentuk tugas serta wewenang yang telah di sepakati bagi setiap kelompoknya. Antara lain merekrut anggota baru UKM Kordais. Dari Panitia merapat membikin stand pendaftaran anggota baru di taman dakwah. Dan ternyata tahun sekarng peminat dari fakultas lain meningkat. Sesudah itu di lakukan skrening guna penjaringan bakat dan minat sesuai devisi yang mereka pilih sebagai angggota baru UKM Kordais semester satu. Setelah itu pembagian waktu latihan disetiap devisinya.
       Pentingnya pengorganisasian dalam suatu organisasi kami terapkan dalam MAPETARU (masa penerimaan anggota baru). Agenda ini dibutuhkan koordinasi antara panitia dan anggotanya ataupun panitia dengan ketua umumnya. Jika tidak adanya koordinasi dan kerjasama yang baik, maka akan terjadinya miss komunikasi. Setiap panitia dalam agenda MAPERARU harus mengetahui tugas-tugas yang harus dilaksanakan, dan jangan sampai salah tugas bahkan dauble job atau malah tidak kerja sama sekali. Agenda ini bertujuan untuk melatih mantal dan keloyalitasan setiap anggota Kordais untuk bertanggung jawab atas bakat minat yang mereka pilih, serta mengikuti agenda-agenda yang telah di programkan dari UKM Kordais.
2.         Bagaimana wujud dari pengorganisasian  dalam UKM Kordais?
       Wujud dari adanya pengorganisasian dalam UKM Kordais, salah satunya terbentuknya stuktur organisasi. (narasumber sambail menunjukkan stuktur organisasi yang tertera di dinding UKM Kordais). Di sini kami membagi beberapa bagian guna melaksanakan wewenang dalam setiap jabatannya. “Jadi saya tekankan bahwasanya setiap orang yang menjadi pengurus UKM Kordais dan tertera namanya dalam stuktur ini, harus bertanggung jawab serta melakukan program kerja yang telah di tetapkan dalam rapat kerja (RAKER) untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.” (pernyataan dan ketegasan narasumber). Pengorganisasian juga terdapat dalam setiap Devisi. Jadi di bawah Kordinator setiap Devisi akan di bentuk struktur kepengurusan. Sehingga mempermudah koordinator dalam menjalankan program kerja
       Pengorganisasian dakwah lebih di tekankan lagi dalam setiap devisi yang ada di dalam UKM Kordais. Antara lain devisi Khitobah (sambil menunjuk stuktur organisasi yaitu koordinator devisi khitobah). Saudara Edmi Istifaryadi,  Kordinator Tilawah saudara Anam, Kordinator tahfidz Saudari Mutmainnah, Kordinator Kitab Kuning Saudara Ibnu waseu, kordinator Rebana Saudara Bagus .
       Ketika kelompok kami melakukan wawancara kepada wakil koordinator Tahfidz beliau menyatakan bahwasanya “Mahasiswa peminat devisi Tahfidz tahun ini meningkat dari tahun kemaren. Hal ini di prediksi karena pada tahun ini ada mata kuliyah wajib yaitu Hifdzul Qur’an”. Devisi Tahfidz sebagai sarana mempermudah mahasiswa untuk menghafal dan muroja’ah. Dari devisi Tahfidz sendiri mempunyai program kerja antara lain setoran hafalan setiap di sertai pelatihan makhorijul huruf, Tajwid dsb. Devisi Tahfidz juga mempunyai program selapanan yaitu Sima’aan  Alqur’an Binadzor.
       Adapun Pemaparan dari wakil kordinator Rebana “Mahabatur Rasul” saudara Riska Yasin “Mengatakan Bahwasanya “Pentingnya suatu pengorganisasian dalam suatu organisasi guna memperlancar program program yang sudah di terapkan” Misalnya ketika grup rebana Mahabbahtur Rasul, dapat undangan tampil di berbagai acara. Koordinasi, komunikasi dan kerjasama antar kordinator dan juga anggotanya sangat di butuhkan. Fungsi pengorganisasian sendiri untuk meminimalisir kesalahfahaman antar anggota.
3.         Apasajakah Tujuan pengorganisasian dalam UKM Kordais?
       Tujuan pengorganisasian Dakwah tak lepas dari hasil rapat kerja yang dilakukan di awal setelah terbentuknya struktur kepengurusan UKM Kordais. Antara lain Mengkordinasikan tugas dan wewenang setiap jabatan . Jadi dalam struktur yang kami buat ada garis kordinasi dimana garis wewenang yang di tugaskan sangat menunjang perkembangan dan suksesnya UKM Kordais kedepannya. Selain itu tujuan pengorganisasian Dakwah untuk membagi kegiatan dakwah serta tanggungjawab setiap jabatan . Dalam setiap devisi atau departemen yang ada dalam UKM Kordais memiliki program kerja yang harus mereka jalankan dan hal itu membutuhkan kordinasi untuk mensukseskan agenda tersebut. Serta nantinya akan di bentuk kepanitiaan baru di setiap kegiatan yang di lakukan di UKM Kordais . Misal Acara Selapanan, akan di bentuk Panitia Selapan yang terdiri dari Ketua Panitia Sekretaris Bendahara Humas Sie konsumsi Sie Acara Sie Perlengkapan Sie dokumentasi dsb.
4.         Keterkaitan Observasi terhadap teori yang ada
A.       Pengorganisasian Dakwah
Pengorganisasian atau “al-thanzim” adalah seluruh proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Definisi tersebut menunjukkan, bahwa pengorganisasian merupakan langkah pertama ke arah pelaksanaan rencana yang telah tersusun sebelumnya.[1]
Pengorganisasian menurut Handoko (2003) ialah (1) penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. (2) proses perencanaan dan pengembangan suatu organisasi yang akan membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan. (3) penugasan tanggung jawab tertentu. (4) pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada induvidu-induvidu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Ditambah pula oleh Handoko (2003) pengorganisasian adalah pengaturan kerja bersama sumber daya keuangan, fisik dan manusia dalam organisasi. Pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang meliputinya.[2]
Pengertian dakwah dari segi bahasa yaitu panggilan, seruan arau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut masdar. Sedangkan bentuk kata kerja atau fi’ilnya adalah da’a yad’u yang berarti memanggil menyeru atau mengajak.
Pengertian dahwah secara istilah menurut Letjen H. Sudirman, dalam tulisannya yang berjudul Problematika Dahwah Islam di Indonesia memberikan definisi dakwah sebagai berikut: “ Usaha untuk merealisasikan ajaran Islam di dalam kenyataan hidup hari-hari baik bagi kehidupan seseorang, maupun kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat manusia untuk memperoleh keridlaan Allah s.w.t.”
Pengertian dakwah didalam buku yang berjudul Manajemen Da’wah Islam yaitu merupakan proses penyelenggaraan suatu usaha atau aktifitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja.[3]
Jadi definisi Pengorganisasian Da’wah adalah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan bersama, dan pengaturan kerja sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan.
Pengorganisasian atau al-thanzim dalam pandangan islam bukan semata-mata merupakan wadah, akan tetapi lebih menekankan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan secara rapi, teratur, dan sistematis. Adapun dasar pengorganisasian dalam Al-Qur’an surat ash-Shaff ayat:4:
¨bÎ) ©!$# =Ïtä šúïÏ%©!$# šcqè=ÏG»s)ムÎû ¾Ï&Î#Î6y $yÿ|¹ Oßg¯Rr(x. Ö`»uŠ÷Yç/ ÒÉqß¹ö¨B ÇÍÈ
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Sedangkan hadis Nabi Muhammad SAW:”allah sangat menyukai jika seseorang melakukan perbuatan terutama dilakukan dengan itqam (kesungguhan dengan keseriusan)” HR. Thabarani.
Pada hakikatnya proses pengorganisasian ini akan menghasilkan sebuah rumusan organisasi dan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Jadi, yang ditonjolkan adalah wewenang yang mengikuti tanggung jawab, bukan tanggung jawab yang mengikuti wewenang.
Tugas bagi para da’i adalah merancang sebuah stuktur organisasi yang memungkinkan mereka untuk mengerjakan program dakwah secara efektif dan efisien untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan organisasi. Poin yang harus diperhatikan dalam pengorganisasian, yaitu:
1.      Organizational Design (desain organisasi)
2.      Organizational Strukture (stuktur organisasi)
Stuktur organisasi adalah kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka itu tugas-tugas jabatan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan koordinasikan.
Desain organisasi, yaitu suatu proses yang melibatkan keputusan-keputusan mengenai spesialisasi kerja, departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentrelisasi dan desentralisasi, serta formalisasi. Jadi, pengorganisasian  dakwah itu pada hakikatnya adalah sebagai tindakan pengelompokan, seperti subjek, objek dakwah, dan lain-lain.
Rosyid Saleh mengemukakan, bahwa rumusan pengorganisasian dakwah itu adalah “rangkaian aktiva menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha dakwah dengan jalan membagi dan mengelompokan pekerjaan yang harus dilaksanakan, serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja di antara satuan-satuan organisasi atau petugasnya.[4]
B.       Prinsip-prinsip Dasar Organisasi dan Manajemen Dakwah
1.         Prinsip konsolidasi[5]
      Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap organisasi dakwah harus selalu dalam keadaan mantap dan stabil, jauh dari konflik, dan terhindar dari perpecahan, baik lahir maupun batinian. (QS Ali Imran (3): 103).
2.         Prinsip koordinasi
      Prinsip ini berarti bahwa organisasi dakwah harus mampu memperlihatkan kesatuan gerak dalam suatu komando. Ketertiban dan keteraturan merupakan ciri khasnya, karena prinsip koordinasi[6] mengisyaratkan betapa banyaknya pembagian kelompok kerja.
3.         Prinsip sabar dan istiqomah
      Nilai-nilai sabar dan istiqomah yang digerakkan dengan landasan iman dan taqwa dapat melahirkan semangat dan potensi rohaniah yang menjadikan  dakwah sebagai kebutuhan umat. (QS Fuhshilat (41): 30).
C.       Bentuk-bentuk Organisasi Dakwah
1.         Organisasi Garis
      Bentuk ini menjelaskan bahwa kekuasaan pimpinan langsung kepada kepala bagian dan kemudian kepada staf.
2.         Organisasi Garis dan staf
      Bentuk ini merupakan kombinasi pemberdayaan antara pengawasan langsung oleh atasan kepada bawahan dan spesialisasi bagi staf dalam organisasi tersebut.
3.         Organisasi fingsional
      Pada bentuk organisasi ini masing-masing kepala bagian adalah spesialis dan para staf  masih dikendalikan oleh beberapa pimpinan.
4.         Organisasi komite
      Organisasi komite merupakan asas “Brainstorming” (arah pendapat antara berbagi unit fungsional dalam aktivitas organisasi).
5.         Organisasi matriks
      Organisasi ini disebut dengan organisasi manajemen proyek, yaitu struktur pengorganisasian yang spesialisasi antar bagiannya dipadukan untuk melaksanakan aktivitas tertentu.
D.       Srategi dan stuktur dakwah
Stuktur organisasi dakwah adalah sarana untuk menolong para manajer dakwah dalam mencapai sasaran. Strategi dan stuktur dalam organisasi dakwah difokuskan pada unsur-unsur sebagai berikut:[7]
1.    Inovasi pada pelaku dakwah yang akan mencerminkan usaha organisasi untuk mengejar inovasi menghadapi mad’u.
2.    Minimalisasi biaya yang mencerminkan usaha organisasi untuk melakukan pengendalian biaya secara ketet dalam aktivitas dakwah.
            Faktor yang mempengaruhi srategi dan stuktur organisasi dakwah dalam            pengorganisasiannya adalah:
1.    Takaran dan struktur
Besar kecilnya organisasi dakwah akan mempengaruhi struktur.
2.    Teknologi dan struktur
      Stuktur organisasi dakwah akan menyelesaikan diri dengan perubahan teknologi yang berkembang dalam masyarakat, karena arus globalisasi informasi dan teknologi akan membawa dampak yang sangat signifikan terhadap komunikasi, aktivitas dan desain dakwah.
3.    Ketidakpastian lingkungan
      Pada tataran aplikasi, sering kali organisasi dakwah akan menghadapi kondisi ketidakpastian lingkungan. Oleh karenanya salah satu cara untuk mengantisipasi kondisi tersebut adalah melalui penyesuaian dalam struktur. Disamping adanya faktor eksternal, ketidakpastian juga disebabkan oleh faktor internal, penataan struktur yang tidak tepat.
E.        Tujuan pengorganisasian
       Tujuan dari pengorganisasian adalah:
1.    Membagi kegiatan-kegiatan dakwah menjadi departemen-departemen atau devisi-devisi dan tugas-tugas yang terperinci dan spesifik.
2.    Membagi kegiatan dakwah serta tanggung jawab yang berkaitan dengan masing-masing jabatan atau tugas dakwah.
3.    Mengoordinasikan berbagai tugas organisasi dakwah.
4.    Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan dakwah ke dalam unit-unit.
5.    Membangun hubungan dikalangan da’I, baik secara individual, kelompok, dan departemen.
6.    Menetapkan garis-garis wewenang formal.
7.    Mengalokasikan dan memberikan sumber daya organisasi dakwah.
8.    Dapat menyalurkan kegiatan-kegiatan dakwah secara logis dan sistematis.



BAB. III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
       Pengorganisasian dakwah dengan pandangan islam bukan semata-mata merupakan wadah, akan tetapi lebih menekankan bagaimana pekerjaan dilakukan secara rapi, teratur dan sisitematis. Sedangkan tugas para da’I adalah merancang sebuah struktur organisasi yang memungkinkan mereke mengerjakan program dakwah secara efektif dan efisien untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Pentingnya sebuah stuktur organisasi dalam kepengurusan adalah kerangka kerja formal organisasi. Oleh sebab itu kerangka ini sebagai konsep tugas-tugas dan jabatan dibagi-bagi, dikelompokkan dan di koordinasikan.
       Jadi pengorganisasian dakwah pada hakikatnya adalah suatu tindakan pengelompokkan seperti subjek, objek dakwah dan lain-lain. Sedangkan stuktur organisasi dakwah adalah sarana untuk menolong para meanjer dakwah dalam mencapai sasaran. Stategi dan stuktur dalam organisasi dakwah di fokuskan pada unsur-unsur inovasi para pelaku dakwah yang akan mencerminkan usaha organisasi untuk mengejar inovasi menghadapi mad’u serta melakukan pengendalian biaya dalam aktivitas dakwah.
B.     Penutup
       Demikian laporan observasi pengorganisasian dakwah dalam UKM Kordais yang kami amati. Pepatah Arab mengatakan ‍"الإنسان محل الخطاء و النسيان" yang berarti “Manusia adalah tempatnya salah dan lupa”.Begitu pula dengan penulisan makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan serta kurangnya rujukan atau referensi. Penulis berharap pembaca budiman dapat memberikan kritik dan saran yang konstruktif kepada pemakalah demi sempurnanya laporan observasi  ini. Semoga laporan ini beserta teori yang ada bermanfaat bagi penulis dan pembaca budiman. Amin.





DAFTAR PUSTAKA

Munir, Muhammad dan Wahyu ilaihi Manajemen Dakwah Jakarta Kencana :2012
Saputra, Wahidin , Pengantar Ilmu Dakwah, PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2012
Shaleh, Rosyad, Abdul, Manajemen Da’wah Islam, Jakarta: Bulan Bintang,1977
Usman, Husaini, Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendididkan, Jakarta:Bumi Aksara,2013
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)






                [1] Muhammad Munir dan Wahyu ilaihi Manajemen Dakwah (Jakarta Kencana :2012)., hlm 117. Lih juga di Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2012), hlm. 291. 
[2] Husaini Usman,Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendididkan,(Jakarta:Bumi Aksara,2013),hlm.170.
[3] Abdul.Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam,(Jakarta: Bulan Bintang,1977),hlm.7-9.
                [4] Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm.117-120.
                [5] Konsolidasi dalam KBBI berarti :perbuatan memperteguh atau memperkuat .
                [6] Maksud koordinasi disini adalah : Mengatur suatu organisasi atau kegiatan sehingga peraturan dan tindakan yang akan dilakukan tidak saling bertentangan ataupun simpang siur.
                [7] Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2012), hlm. 291-298.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proposal Training Tour Leader

PROPOSAL A.     Pendahuluan Generasi muda adalah generasi harapan bangsa yang akan membawa perubahan besar untuk negeri ini. Terlebih Mahasiswa sebagai agen penggerak perubahan dan Sosial ( Agent of Change and Social ) memiliki peran yang sangat urgen sebagai pemegang estafet kepemimpinan di masa mendatang serta menjadi pelopor terbentuknya perekonomian nasional yang tangguh dan profesional. Oleh karena itu sudah saatnya dilakukan perubahan paradigma berpikir di kalangan mahasiswa, yaitu dari pola pikir sempit mencari kerja setelah lulus kuliah menjadi pencipta lapangan kerja yang berbasis pada penciptaan usaha kecil ,menengah, sampai pada penciptaan usaha berskala besar sehingga Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan menjadi pelopor pencetak wirausaha-wirausaha muda yang berkualitas. Oleh sebab itu dibutuhkan pengetahuan kemampuan serta keyakinan dalam berwirausaha yang berkualitas. Bahasa , merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia se...

Contoh Soal Ujian Akhir Semester Filsafat Islam

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH                : Filsafat Islam DOSEN                         : Dr. Ilyas Supena, M.Ag Sifat Ujian                  : Open Book (dilarang kerjasama)   Jawablah pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas! 1.      Di era klasik, Filsafat Islam berkembang di dua wilayah dengan arah perkembangan orientasi yang berbeda; Baghdad di satu sisi dan Andaluis di sisi lain. Jelaskan orientasi pemikiran filsafat yang berkembang di Baghdad! Jelaskan orientasi pemikiran filsafat yang berkembang di Andalusia!